SUARA HALMAHERA - Warga Kecamatan Patani Utara, Halmahera Tengah, Maluku Utara khususnya Desa Tepeleo Induk, Batu Dua, Pantura sampai Desa Palo Kecamatan Patani Timur berbondong-bondong ke kebun cengkeh.
Kurang lebih satu bulan berjalan dengan semangat keluarga; istri, anak, cucu bahkan cece menikmati penen cengkeh yang di tanam orang tua atau nenek dan kakek mereka.
"Bulan kemarin sampai hari ini, cuaca sering hujan. Tapi tidak membuat patah semangat untuk panen cengkeh di kebun," kata Asrinula Muhlis kepada Suara Halmahera, pada Minggu 17 September 2023.
Baca Juga: Di Halteng: Bukan Desa Lingkar Tambang Tapi Tambang Lingkar Desa
Tak bisa dipungkiri, cengkeh di Patani Utara merupakan berkah bagi warga di sana. Karena setiap musim warga berbondong-bondong memanen.Muhlis ini juga menerangkan, bahwa harga Cengkeh cukup memuaskan diharga pengusaha lokal di Patani Utara.
"Kalau satu cupa Cengkeh mentah diharga Rp. 6.000 dan Rp. 7.000. Sementara cengkeh kering ada pengusaha lokal yang membeli di harga Rp. 100.000, Rp. 115.000, Rp. 118.000 bahkan sampai Rp. 120.000," terang Asrinula.
Pelajar (SMP/SMA) di Tepeleo pun terlibat memanen bersama orang tua mereka.
Opan pelajar Desa Pantura, saat diwawancarai mengatakan, pelajar di Desa Tepeleo kalau libur atau pulang Sekolah pada hari sabtu sering ikut orang tua tidur di kebun.
"Kami ikut orang tua tidur di kebun untuk penen cengkeh bersama, hari minggu sorenya pulang karena hari Senin masuk Sekolah," ungkap Opan.
Rahayu perempuan asal Desa Pantura ini juga turut memberi komentar terkait panen cengkeh.
"Kami berharap harga cengkeh tetap stabil, kalau bisa harga harus naik. Karena harga cengkeh di penen tahun ini membantu biaya Sekolah, Kuliah, Makan, Minum sehari-hari di rumah," harap Rahayu.
Ia juga mengatakan, kami, Perempuan Tepeleo selalu bersama-sama bersama orang tua untuk panen cengkeh, dibawah pohon cengkeh kami pungut cengkeh yang jatuh di tanah, setiap hari kami bisa pungut 10 sampai 20 Cupa.***