Di Halteng: Bukan Desa Lingkar Tambang Tapi Tambang Lingkar Desa

17 September 2023, 06:46 WIB
PT IWIP yang tak jauh dari pemukiman warga di Desa Lelilef dan Desa Gamaf /Suara Halmahera/

SUARA HALMAHERA - Istilah Di Halmahera Tengah (Halteng) Bukan Desa Lingkar Tambang Tapi Tambang Lingkar Desa jadi semacam anekdot di kalangan aktivis Maluku Utara.

Istilah atau semacam anekdot 'Di Halteng Bukan Desa Lingkar Tambang Tapi Tambang Lingkar Desa' oleh kalangan aktivis itu disebut sebagai kritikan secara satir terhadap kehadiran tambang asing serta juga kondisi sosial masyarakat lokal dan buruh yang berada di lingkungan perusahaan tambang.

Baru-baru ini, Aslan Sarifuddin Ketua Partai Buruh Halmahera Tengah, Maluku Utara mengungkapkan sedikitnya persoalan yang dihadapi masyarakat lokal dan karyawan yang berada di Desa Lingkar Tambang tersebut.

Baca Juga: Banjir Kiriman dari PT IWIP Lumpuhkan Jalan Nasional lintas Weda - Patani, Masyarakat Jadi Korban

Dalam tulisannya yang diupload di media sosial, Aslan Sarifuddin menulis begini:

"Kondisi badan jalan di perkampungan kawasan industri nasional Desa Lelilef Waebulen Weda Tengah Kab. Halmahera Tengah, Maluku Utara ; keadaan jalan berlumpur dan berlubang, tidak maksimalnya saluran air di samping badan jalan, membut air berlumpur tergenang mengalir ke jalan raya dan sekitar perumahan warga," kata Aslan Sarifuddin, pada Sabtu 16 September 2023.

"Sudah jelas mengganggu aktivitas kesehatan dan keselamatan warga dan kelas pekerja," sambungnya lagi.

Kenapa Aslan Sarifuddin Ketua Partai Buruh Halteng melakukan kritikan terbuka baru-baru ini di media sosial miliknya.

Aslan Sarifuddin, mengungkapkan kerasahannya terkait banjir yang melanda Desa lingkar tambang dan wilayah industri tambang PT IWIP pada Rabu 13 September 2023 yang melumpuhkan aktivitas warga lokal dan pekerja tambang.

"Perkampungan dekat dengan aktivitas industri tambang nasional sangat diprihatinkan, perlu kepedulian khusus oleh pemerintah daerah dan pusat; pelayanan mendasar - kesehatan warga, air bersih, pendidikan, perbaikan jalan dan kebutuhan mendasar lainnya," ungkap Aslan.

Padahal menurutnya, ketimpangan yang dirasakan oleh warga tidak berbanding lurus dengan perusahaan raksasa di Desa lingkar tambang yang terus nikel berton-ton.

"Setiap bulan - tahun raksasa perusahaan tambang proyek strategi nasional Teluk Weda: memproduksi nikel berton-ton di puluhan pabrik smelter untuk bisnis kendaraan listrik yang selalu digaungkan lewat bibir Presiden Joko Widodo, Luhut Binsar Pandjaitan dan jajaran kabinetnya juga pemerintah Provinsi dan Kabupaten, kerjasama dengan modal China," tutupnya.

Mungkinkah ini yang dimaksud 'Bukan Desa Lingkar Tambang Tapi Tambang Lingkar Desa'.***

Editor: Firmansyah Usman

Tags

Terkini

Terpopuler