Madrasah Diniyah Awaliyah Raudhatul Islam Banemo, Sejarah Yang Dilupakan

6 Januari 2021, 13:54 WIB
Madrasah Diniyah Awaliyah Raudhatul Islam Banemo, Sejarah Yang Dilupakan /suara halmahera

SUARA HALMAHERA - Madrasah Diniyah Awaliyah Raudhatul Islam Banemo yang didirikan di Desa Banemo, Kecamatan Patani Barat, Halmahera Tengah sejak tahun 1940, kini menjadi sejarah yang dilupakan.

Diketahui, Habib Achmad Hadi Al Haddar adalah pendiri Madrasah Diniyah Raudhatul Islam Banemo (1932-1967) yang datang dari Negeri Hadralmaut.

Selain mendirikan Madrasah Raudhatul tersebut, Habib Achmad rupanya tak sendiri, ditemani oleh Ustadz H. Muhammad Hanafi Abdullah yang menjadi pengajarnya.

Baca Juga: Madrasah Diniyah Awaliyah Raudhatul Islam, Banemo, Saksi Bisu Perang Melawan Jepang

Dikutip SUARA HALMAHERA dari BRWA.or.id, menjelaskan bahwa beberapa waktu berlalu, diambillah dua tenaga pengajar dari Tidore bernama Ustadz Kadir dan Ustadz Hasan.

Hal ini dilakukan, agar Madrasah Diniyah Raudhatul Islam Banemo memiliki tenaga pengajar yang mumpuni dalam ke-Islaman masa itu.

Dan ajaran Islam yang diajarkan oleh Habib Achmad Hadi Al Haddar serta para tenaga pengajarnya itu tak hanya di madrasah saja. Islam diajarkan kedalam masyarakat luas.

Sebagaimana di Jawa; Surau, Langgar, Masjid selain sebagai tempat sholat juga digunakan oleh ustadz untuk melibatkan masyarakat luas dalam pengajian.

Mendirikan sekolah, madrasah untuk mengajarkan pribumi di masa pendudukan Belanda atau Jepang dianggap sebagai menentang pemerintahan penjajah kala itu. Terlebih lagi kalau sekolah dan pengajarnya bukanlah dari kalangan Belanda atau Jepang, tetapi dari pribumi atau penyiar Islam dari Arab bisa dianggap menanam nilai-nilai Perlawanan.

Di masa pendudukan Jepang, sebuah masjid di Desa Banemo di bom oleh sebuah pesawat tempur milik penjajah Asia tersebut, namun meleset ke samping, dan menurut cerita para tetua sebuah rumah porak-poranda akibat bom tersebut.

Kenapa Masjid yang di bom, bukan rumah-rumah warga? Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa Surau, Langgar, Masjid, dicurigai oleh Penjajah sebagai tempat kumpul yang tak hanya mengajarkan ilmu agama tapi lebih dari itu, yakni kesadaran masyarakat dibentuk untuk melawan kepentingan penjajahan dan misi keagamaan dari luar.

Selanjutnya menurut Imam Banemo, Haji Husen H. Nasaruddin sekaligus pengajar Madrasah Awaliyah Diniyah Raudhatul Islam saat diwawancarai SUARA HALMAHERA, bahwa Habib Achmad Hadi Al Haddar datang dari Hadralmaut bersama seorang temannya Habib Jufri. Dan Habib Achmad kemudian melanjutkan perjalanan ke Maluku Utara sedang temannya Habib Jufri menetap di Palu.

"Setelah temannya Habib Jufri menetap di Palu, Habib Achmad Hadi Al Haddar kemudian melanjutkan perjalanan ke Maluku Utara kemudian melanjutkan perjalanannya lagi ke Halmahera Tengah, Desa Banemo," Ujar Haji Husen H. Nasaruddin.

Imam Banemo, Haji Husen H. Nasaruddin suara halmahera

Di Banemo, Habib mengajarkan Islam masih sembunyi-sembunyi dari Masjid dan di rumah-rumah, menurut Imam Banemo, hal ini mungkin berkaitan dengan adannya penjajah di masa itu, namun akhirnya Habib mendirikan juga Madrasah Raudathul.

Sampai hari ini, Madrasah Diniyah Awaliyah Raudhatul Islam Banemo masih berdiri dan aktif dalam pengajaran ke-Islaman dan juga masih menggunakan nama yang sama sejak pertama kali didirikan. Namun tak ada perhatian serius dari Pemerintah Daerah, padahal Madrasah tersebut tak bisa dilepaspisahkan dari sejarah siar Islam di Halmahera Tengah.

"Madrasah Diniyah Awaliyah Raudhatul Islam Banemo masih berdiri dan aktif dalam pengajaran. Nama madrasah pun masih nama awalnya. Hanya saja tidak ada keseriusan dari Pemerintah Daerah, padahal Madrasah ini tak bisa dilepaspisahkan dari sejarah siar Islam di Halmahera Tengah," ungkapnya.

Tambahnya, bahwa kepala sekolah dan tenaga pengajarnya dengan ikhlas membantu agar Madrasah Raudhatul ini tetap hidup. Honornya didapatkan dari bantuan yang diberikan Kesra Halteng dan Desa.

"Kepala sekolah dan pengajar Madrasah tetap aktif mengajar, meski pun honornya dari bantuan Kesra Halteng dan Desa yang tiap bulannya Rp500.000, meski tiga bulan sekali baru diberikan," tambah Imam Banemo.

Murid-murid Madrasah Diniyah Awaliyah Raudhatul Islam Banemo berjumlah 50 murid dan dipinjam dari murid Sekolah Dasar (SD). Namun murid-murid yang mendapatkan pengajaran di Madrasah tak dipungut biaya sama sekali.

"Murid Madrasah Raudathul berjumlah 50 murid yang dipinjam dari murid sekolah dasar (SD) mereka tak dipungut biaya sama sekali," ungkap Haji Husen.

Namun yang paling terpenting menurut Imam Banemo ialah Madrasah Raudhatul ini harus tetap aktif karena Habib Achmad Hadi Al Haddar pernah berpesan.

"Saya mau berangkat ke Jawa, ngoni tolong jaga saya pe jurame (Madrasah) ini, jangan yang sampai mati, ngoni akan ketemu dengan saya di hari kemudian, dan nama Madrasah tidak boleh diganti," kata Imam Banemo tersebut.***

Editor: Firmansyah Usman

Tags

Terkini

Terpopuler