SUARA HALMAHERA - Ukraina larang warganya mengungsi, bahkan tentara nasionalis tembak warga sipil yang tinggalkan kota
Padahal warga Ukraina hendak mengungsi ke tempat yang lebih aman, tetapi dinas kemana rusia tak mengizinkan, lapor TASS
Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional Rusia, Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev mengungkap bahwa kaum nasionalis yang melakukan tindakan tersebut.
Baca Juga: Kesombongan Ukraina Mengantarnya Pada Malapetaka, Darmansjah Djumala Sebut Kembang Desa Yang Kaya
Warga sipil di Chernigov menembak dan membunuh karena meminta untuk meninggalkan kota itu ke daerah yang lebih aman.
Bahkan sumber TASS mengungkapkan sekitar 120.000 orang terjebak dalam kota tersebut.
Kondisi warga sipil di kota Chernigov terdesak, setengan penduduk membutuhkan perawatan medis karena menderita sakit-sakit.
"Di kota yang sama (Chernigov) sekelompok penduduk setempat, didorong oleh situasi kemanusiaan yang serius, (dari 120.000 orang yang tersisa, lebih dari setengahnya sakit dan tidak memiliki perawatan medis karena rumah sakit dipenuhi dengan militan dari angkatan bersenjata Ukraina dan pertahanan teritorial), mengimbau pemerintah dengan permintaan untuk pergi ke daerah yang lebih aman," kata Mikhail Mizintsev
Warga yang terdesak di kota itu mencoba memaksa keluar, namun naasnya mereka harus meregang nyawa.
"Akibatnya, para aktivis ditahan oleh Dinas Keamanan Ukraina dan beberapa orang kemudian ditembak dan dibunuh."
Mizintsev juga mengatakan bahwa jalur penghubung di kota di Chernigov sengaja di lumpuhkan.
Sebuah jembatan di atas Sungai Desna, bagian dari jalan raya menuju Kiev, diledakkan atas perintah dari kepala kota dan kepala administrasi militer regional.
Hal itu dimaksudkan untuk mencegah upaya masuk pasukan Rusia namun mengorbankan warga sipil di Kota tersebut
Mizintsev mengatakan bahwa sebagian besar penduduk, yang secara paksa ditahan oleh kaum radikal di kota-kota Ukraina.
banyak warga sipil masih mencari peluang untuk mengungsi ke Rusia, sebagaimana dibuktikan dengan banyaknya seruan dari warga, melalui berbagai saluran, ke lembaga pemerintah Rusia.***