Wow 1,5 Ton Narkoba di Temukan Oleh Polisi Laos

- 31 Oktober 2021, 11:16 WIB
Bendera Laos.
Bendera Laos. /PIXABAY/jorono

SUARA HALMAHERA - Bisnis narkoba merupakan sebuah bisnis bersekala dunia yang juga didukung oleh berbagai pihak yang mendapatkan untung dari narkoba.

Kartel narkoba juga bahkan bisa mempengaruhi kebijakan satu negara.

Asia menjadi pasar bagus bagi bisnis narkoba, tak heran kalau ada penggerebekan besar-besar dilakukan di negara Laos.

Kepolisian negara tersebut menyita narkoba mencapai 1.5 ton. 

Baca Juga: Benarkah Lebanon Tidak Krisis Tapi Karena Hagemoni Iran?

Informasi dari sopir truk membawa pihak berwenang ke sebuah rumah di mana 65 kantong sabu tambahan, dengan berat total 1.537 kg (1,5 ton) ditemukan.

Tablet ditemukan dikemas ke dalam peti bir Lao Brewery. Perusahaan dalam sebuah pernyataan mengatakan 'tidak terlibat dalam kasus ini sama sekali'.

Baca Juga: Haram Memberikan Uang Pada Pengemis dan Anak Jalanan, SK MUI Sulawesi Selatan

"Kami sangat kecewa peti kami telah disalahgunakan sebagai kedok untuk kegiatan ilegal dan tidak akan ragu untuk mengambil tindakan hukum segera terhadap siapa pun yang menyalahgunakan aset perusahaan kami," bunyi pernyataan itu, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Independent.

Polisi baru-baru ini menyita gabungan 16 juta tablet amfetamin, yang secara lokal dikenal sebagai 'yaba' dalam dua operasi terpisah di area yang sama.

Negara Asia Tenggara ini dikenal sebagai pintu gerbang terkenal bagi pengedar narkoba yang membawa barang selundupan ke Thailand melalui negara bagian Shan di Myanmar.

Baca Juga: Terbukti Lakukan Pelanggaran, Rektor UNS Bekukan Menwa

Daerah yang terkenal disebut 'segitiga emas' ini juga berfungsi ganda sebagai hotspot penghasil narkoba utama.

Negara bagian Shan di Myanmar adalah salah satu sumber utama produksi metamfetamin, yang diselundupkan ke Australia dan Jepang dalam bentuk kristal.

Jeremy Douglas, perwakilan regional Asia Tenggara untuk Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) mengatakan bahwa penemuan itu "sejauh ini merupakan penyitaan terbesar dalam sejarah Asia Timur dan Tenggara."

 

Baca Juga: Simak Jadwal TV di MNCTV Minggu 31 Oktober 2021

Dia mengklaim bahwa setelah kudeta Februari yang mendorong Myanmar ke dalam keruntuhan ekonomi, telah terjadi lonjakan penyelundupan narkoba.

"Ini terkait dengan kerusakan keamanan dan pemerintahan di Segitiga dan Shan Myanmar - limpahan melanda kawasan itu," kata Douglas kepada Reuters. Dilansir Suarahalmahera.com dari Pikiran-rakyat.com 31 Oktober 2021 pada artikel: Penggerebekan Narkoba Terbesar di Asia, Laos Berhasil Sita 55,6 Juta Tablet Metamfetamin dan 1,5 Ton Sabu.

Sejak awal pandemi Covid-19, pihak berwenang di Thailand telah meningkatkan patroli di sepanjang perbatasan bersama Myanmar dan Laos untuk menghentikan penyeberangan ilegal.

 
 

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada Juni 2021, UNODC mengatakan produksi dan perdagangan obat-obatan sintetis di Asia Timur dan Tenggara telah melonjak meskipun ada pandemi.*** (Nur Annisa/Pikiran-rakyat.com)

Editor: Ali Akbar Muhammad

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah