Sejarah Panjang Para Penyair Revolusioner Myanmar Yang Dibunuh, Mereka Gunakan Puisi dan Senjata Untuk Melawan

- 16 September 2021, 13:11 WIB
Puisi untuk melawan rezim
Puisi untuk melawan rezim /pixabay/jarmoluk/

SUARA HALMAHERA - Para penyair revolusioner telah dibunuh sepanjang sejarah Myanmar.

Para penyair revolusioner Myanmar ini memilih melawan rezim kolonial hingga Junta milter saat dengan puisi meski nyawa menjadi taruhan.

Belum lama ini penyair 'Khet Thi' telah ditangkap oleh sekitar 100 tentara Junta militer pada malam tanggal 8 Mei.

Keesokan harinya kabar tentang diri penyair 'Khet Thi' meninggal. 

Istri 'Khet Thi' disebutkan harus meminta izin kepada pihak berwenang agar bisa mengambil jenazah suaminya.

Namun, organ tubuh milik suaminya itu telah diambil oleh rumah sakit Monywa untuk keperluan autopsi.

Adapun penyair berusia 45 tahun itu ditangkap karena diduga oleh Junta militer memiliki bahan peledak.

Akan tetapi hal itu tidak terbukti, tak ada satupun bahan peledak di rumahnya.

'Khet Thi' adalah penyair ketiga yang dibunuh oleh pasukan junta di Monywa wilayah Sagaing.

Halaman:

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: irrawaddy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah