Selain Yahudi, Warga Muslim Juga Jadi Tentara Zionis Israel, Ini pengakuan Mereka

- 18 Mei 2021, 14:52 WIB
Tentara Muslim Israel
Tentara Muslim Israel /Twitter/@KeeNand_/

SUARA HALMAHERA - Tak hanya orang Yahudi, warga muslim di negara zionis juga jadi tentara Zionis Israel.

Hal ini terjadi lantaran populasi muslim di negara zionis Yahudi tersebut mencapai 17,8 persen.

Mereka yang merupakan mayoritas muslim yang memilih jadi tentara Israel rupanya berasal dari suku Arab Badui.

Kebanyakan mereka tinggal di wilayah selatan Israel, tepatnya di kawasan Gurun Negev.

Mereka yang sebagai muslim memilih menjadi tentara Israel tentunya memiliki alasan yang kuat.

Ini salah satu prajurit berpangkat Sersan Yusef Salutta yang membuat pengakuan bergabung dengan tentara Israel.

Keputusan Salutta rupanya juga didukung oleh keluarganya yang sama-sama memeluk agama Islam.

Dia tak peduli jika di luar sana banyak orang muslim yang mengkritik langkahnya bergabung dengan tentara Israel.

Dikatakan Salutta, dia ingin menjadi bagian dari negara yang menaunginya selama ini sama seperti Israeli pada umumnya.

“Saya tidak peduli dengan omongan mereka. Saya perlu menjadi bagian dari negara, menjadi seperti orang lain,” katanya. Dikutip dari bekasi.pikiran-rakyat.com, Selasa 18 Mei 2021.

Artikel terkait juga diterbitkan bekasi.pikiran-rakyat.com dengan judul: Banyak yang Bergabung dengan Tentara Zionis, Muslim Israel: Saya Ingin Berkontribusi untuk Negara Ini

Sementara itu, Kepala Unit Minoritas tentara Israel, Kolonel Wajdi Sarhan mengatakan orang Arab-Israel banyak yang memilih menjadi tentara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

“Bagi kami orang Arab Muslim di Israel, hidup terasa lebih mudah jika mempunyai kartu anggota tentara Israel. Itu dapat membantu kita mendapatkan pelayanan masyarakat,” katanya.

Kendati demikian, ancaman dan pelecehan dari sanak saudara di rumah serta dari sesama orang Arab-Israel tak dapat dihindari oleh para tentara Israel yang beragama Islam.

“Untuk alasan keamanan, dalam kasus tertentu mereka diizinkan bertuga tanpa menggunakan seragam,” kata Wajdi Sarhan.

Mengenai konflik antara Israel dan Palestina yang telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun, tidak diragukan lagi jika mereka diminta untuk berperang, maka mereka harus melakukannya.

“Saya berasumsi bahwa siapa pun yang memutuskan menjadi prajurit tempur di unit seperti itu telah mempertimbangkan hal ini sebelumnya,” katanya.

Berbeda dengan pandangan dua tentara tersebut, mayoritas Arab-Israel menilai hal tersebut sebagai sebuah pengkhianatan.

“Fenomena ini, kami sama sekali menolaknya,” kata Ahmad Tibi, seorang anggota parlemen Israel-Arab.

Menurutnya, mereka tidak menghormati warga Palestina yang tiap harinya terusir dari rumah mereka serta berhadapan dengan maut.

“Apa yang dapat terlintas dalam pikiran seseorang ketika dia melayani melawan rakyatnya? Kami mencoba untuk mendidik orang bahwa ini bukanlah jalannya,” kata Ahmad Tibi.***(Rivan Muhammad - bekasi.pikiran-rakyat.com) 

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: Bekasi Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah