Massa Berjanji Akan Tetap Aksi Hingga Pemerintahan Diktator Junta Militer Berakhir

- 10 Februari 2021, 13:56 WIB
Demonstrasi di Kota Yangon, memprotes kudeta militer Myanmar.
Demonstrasi di Kota Yangon, memprotes kudeta militer Myanmar. /ANTARA/

SUARA HALMAHERA - Massa yang turun jalan di kota terbesar Myanmar itu berjanji akan terus melakukan aksi mengakhiri pemerintah diktator Junta Militer.

Meski ada larang dari otoritas setempat terkait kumpul dalam jumlah besar serta adanya pemberlakuan jam malam.

Tak hanya itu, jalan-jalan utama di dalam kota pun ditutup.

Baca Juga: Wanita Tertembak Di Kepala, Ini Insiden Pertama Sejak Pihak Militer Menguasai Myanmar

Massa yang berjanji untuk terus melakukan aksi mengakhiri pemerintahan otoriter Junta Militer itu tergabung dari tenaga kesehatan, pegawai negeri, buruh pabrik, dan warga.

Mereka turun ke jalan sejak beberapa hari setelah kudeta pemerintahan yang terpilih secara demokratis pada 1 Februari 2021.

"Kami akan terus berjuang," kata aktivis muda Maung Saungkha sebagaimana dikutip dari pernyataan tertulisnya. Dikutip dari ANTARA, Rabu 10 Februari 2021.

Saungkha mendesak otoritas junta militer untuk segera membebaskan para tahanan politik.

Juga dia menegaskan agar segera mengakhiri "pemerintahan diktator."

Selain itu, ia juga meminta hak veto tentara di parlemen dan pemerintah segera dicabut.

Tak hanya kalangan aktivis muda, generasi 1988 pun menyerukan agar pegawai negeri sipil mogok sampai tiga Minggu ke depan

Ming Ko Naing aktivis dari generasi 1988 pun mengajak seluruh demonstran di negara Myanmar untuk bersatu.

"Kami mengajak seluruh demonstran di negara ini untuk bersatu dan membantu satu sama lain," kata Min Ko Naing, yang mewakili kelompok aktivis Generasi 88.***

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah