Konflik Internal Berlanjut, Bagaimana Nasib Twitter di Masa Depan?

18 November 2022, 17:52 WIB
Ilustrasi: Apakah Twitter akan Ditutup? Adanya hastag RIP Twitter dan Good Bye Twitter bikin geger warganet. /www.pixabay.com

Suara Halmahera - Permasalahan di internal media sosial Twitter dibawah pimpinan Elon Musk nampaknya belum menemui titik terang penyelesaian.

Sejak berhasil membeli Twitter dengan harga Rp682 triliun dan resmi menjadi pemilik platform tersebut pada Jumat, 28 Oktober 2022. Elon Musk harus menghadapi kenyataan, bahwa tidak semua idenya dianggap brilian oleh dunia.

Baik bagi para petinggi, karyawan, hingga para pengguna media sosial berlogo burung berkicau itu. Selain bersih-bersih di tubuh internal perusahaan, pemilik Tesla, Inc. ini masih harus berhadapan dengan pengguna aktif Twitter.

Baca Juga: Honda Beat Terancam, Brand India Keluarkan Motor Matic Lebih Murah

Saat ini, Jumat, 18 November 2022, penikmat jagad sosial media tengah heboh dengan isu tidak mengenakkan yang menimpa media sosial tersebut.

Tagar #RIPTwitter pun langsung menjadi topik hangat yang diperbincangkan semua orang di seluruh dunia dan tentu saja menjadi top trending hari ini.

Tak hanya itu, beberapa pengguna bahkan mulai menghembuskan isu "kiamat" Twitter ketika media sosial ini diketahui mengalami "server down" pagi hari tadi.

Baca Juga: KTT G20 Bali Berakhir, Berikut Teks Lengkap Pidato Penutupan Presiden Jokowi

Isu kiamat tersebut mengatakan jika media sosial yang baru dibeli Elon tersebut "kemungkinan besar" tidak akan beroperasi lagi dalam waktu dekat ini.

Kabar mengenai hilangnya Twitter pada hari ini diunggah oleh akun Twitter dengan nama @PopBase yang dibuat pada 18 November 2022 pukul 09.15 WIB.

Akun tersebut menyatakan Twitter bisa saja down mulai malam ini, karena aplikasi utamanya mulai melambat.

Baca Juga: KTT G20 Bali Resmi Berakhir, Berikut 7 Poin Penting dalam Bali Leaders' Declaration

"Twitter could break as soon as tonight. According to an inside source, the internal version of the Twitter app used by employees is already slowing down," kata akun @PopBase.

Dikutip dari Pikiran Rakyat, Kerusuhan di media sosial Twitter mencuat setelah CEO Twitter digeser menjadi kepemilikan CEO Tesla, Elon Musk.

Elon Musk dianggap banyak memberikan aturan baru pada media sosial tersebut yang membuat banyak pegawai tidak betah, dan memutuskan untuk mundur.

Baca Juga: Sebuah Rudal Hantam Perbatasan Polandia, Ukraina Tuding Kremlin Sebagai Pelaku Utama

Terbaru, Elon Musk membuat ultimatum pada para pekerja Twitter yang tersisa akan adanya penambahan jam dan intensitas pekerjaan yang dibuat menjadi lebih tinggi.

CEO Tesla juga menjelaskan jika ada karyawan yang tak setuju dengan kebijakan baru tersebut, maka ia persilahkan untuk keluar dari perusahaan.

Dari hasil survei aplikasi Blind, 42 persen karyawan yang dimintai suara secara anonim mengatakan mereka memilih hengkang daripada mematuhi sistem kerja Elon Musk.

Persentase itu diambil dari sekitar 180 karyawan Twitter yang berpartisipasi dalam survei. "Ambil opsi keluar, saya bebas!" begitu bunyi kalimat yang disampaikan lewat email.

Lalu, dalam survei terdapat seperempat karyawan dari total partisipan yang memilih opsi "akan tetap tinggal walaupun enggan”. 7 persen sisanya meng-klik “ya saya tetap tinggal, saya hardcore."

Dalam konflik dingin tersebut, Musk dikatakan sempat menemui beberapa karyawan terbaik Twitter untuk mencoba meyakinkan mereka agar tak berhenti kerja.

Kendati belum bisa dipastikan jumlah tepatnya, namun beberapa staf membocorkan lebih banyak pegawai yang kontra dan bersiap pergi dari perusahaan Musk.***

Editor: Mohamad Rizky Djaba

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler