Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina, Jadi Bahan Debat AS Inggris dan Rusia di Sidang PBB

23 Maret 2022, 19:07 WIB
Diplomat Rusia adu argumen dengan Inggris dan AS saat sidang PBB /Twitter @Dpol_un

SUARA HALMAHERA – Baru-baru ini sumber Rusia mengungkapkan bahwa battalion Azov bentukan Ukraina akan menggunakan senjata kimia.

Sementara itu tuduhan yang sama didekatkan pada Rusia, pembahasan ini kemudian menjadi perdebatan di sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, 22 Maret 2022.

Selain itu kebocoran pabrik Amonia di kota Novoselytsya, Wilayah Sumy, Ukraina Utara menjadi pembahasan serius.

Baca Juga: Pasukan Belarusia Siaga di Perbatasan Ukraina dan Siapkan 15 Batalyon Taktis Bantu Rusia Rebut Kiev

Diplomat dari Amerika Serka (AS) dan Inggris verses Diplomat Rusia berdebat sengit terkait 2 masalh tersebut.

Meskipun demikian dari masing-masing pihak tidak ada bukti kuat untuk menunjukan kebenaran sangkaan mereka.

Dilansir dari Pikiran Rakyat: Rusia-AS Ribut di PBB, Saling Tuduh Soal Senjata Kimia di Ukraina hingga Singgung Suriah dan ISIS

Komentar tersebut dilontarkan oleh para diplomat kepada wartawan setelah Rusia mengangkat masalah kebocoran amonia yang terjadi di kota Sumy, bagian timur laut Ukraina yang terkepung.

Rusia menyebut bahwa masalah tersebut ulah dari 'kelompok nasionalis radikal Ukraina'. Namun, tuduhan Rusia ditolak oleh Inggris dan Amerika Serikat pada saat pertemuan tertutup Dewan Keamanan (DK) PBB tersebut.

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky mengatakan bahwa pasukan Rusia tidak pernah merencanakan atau melakukan serangan terhadap fasilitas Ukraina, apalagi tempat zat beracun diproduksi.

Polyansky juga membela diri dengan mengatakan bahwa Ukraina dapat banyak dukungan dari negara-negara Barat untuk menuduh Rusia.

"Jelas bahwa otoritas nasionalis Ukraina didorong oleh negara-negara Barat tak akan berhenti untuk mengintimidasi rakyatnya sendiri dan melancarkan serangan kemudian menuduh Rusia," kata Polyansky dikutip dari Reuters pada Rabu, 23 Maret 2022.

Pertemuan di PBB tersebut merupakan ketiga kalinya bagi Rusia mengangkat masalah senjata biologis atau kimia sejak memulai invasinya ke Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022.

Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward mengatakan, "sulit untuk tidak menyimpulkan, mengingat apa yang telah kita lihat di Suriah, bahwa ini mungkin menjadi awal bagi Rusia sendiri yang menciptakan semacam serangan senjata kimia."

Adapun Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield yang juga menolak tuduhan Rusia, dan menyatakan sebagai hal yang menggelikan.

"Kekhawatiran kami sekarang bahwa ini adalah awal dari rencana Rusia untuk menggunakan senjata kimia," katanya.

Menurut seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat, hingga saat ini ia belum melihat indikasi konkret dari serangan senjata kimia Rusia yang dikabarkan segera terjadi di Ukraina.

Dikabarkan saat ini pihak intelijen Amerika Serikat sedang memantau dengan cermat akan adanya penggunaan senjata kimia di Ukraina.

Kemudian, Polyansky berbicara perbandingan situasi di Ukraina dengan Suriah.

Ia mengatakan bahwa serangan kimia yang dilakukan oleh kelompok ISIS saat itu disalahkan pada pemerintah Suriah yang didukung Rusia.

Namun, penyelidikan gabungan PBB dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) menemukan pemerintah Suriah telah menggunakan zat saraf sarin dan beberapa kali menggunakan klorin sebagai senjata.

Selain menyalahkan Pemerintah Suriah yang didukung Rusia, PBB dan OPCW juga menyalahkan ISIS karena diduga menggunakan gas mustard sebagai senjata.*** (Hilmy Farhan – Pikiran Rakyat)

Editor: Achmad Sayuti Majid

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler