Riset Covid-19: Angka Pasien yang Meninggal Capai Persen Covid-19 Akibat Tidak Mendapatkan ECMO

12 Maret 2022, 16:24 WIB
ILUSTRASI-staf medis merawat pasien kritis dengan ECMO di rumah sakit Palang Merah di Wuhan pada 1 Maret lalu.* /AFP via Daily Mail/Pikiran Rakyat.com/AFP via Daily Mail

SUARA HALMAHERA – Salah satu studi dari sebuah Universitas yang Vanderbilt yang di lakukan belum lama ini tentang pasien Covid-19 terhadap beberapa rumah sakit yang di riset.

Dari penelitian tersebut ditemukan data bahwa rata-rata korban pasien Covid-19 yang tidak menerima ECMO (Extracorporeal Membrane Oxygenation) sebesar 90 persen pasien meninggal di rumah sakit.

ECMO merupakan sebuah perangkat medis yang digunakan untuk menggantikan fungsi paru-paru manusia yang telah kehilangan fungsi aslinya akibat terkena serangan Covid-19.

Seperti yang telah diketahui bahwa korban Covid-19 yang parah itu menyerang pada paru-paru dan ini sangat berbahaya apa bila tidak ditangani secara serius atau secara cepat.

Dari studi tersebut juga menunjukan bahwa ada sedikitnya sebesar 90 persen pasien yang tidak memiliki akses ke ECMO, meninggal di rumah sakit apalagi saat munculnya gelombang baru belum lama ini.

Kasus penyebaran gelombang baru tersebut menyebar dengan sangat cepat sekali di beberapa negara dan sangat ganas khususnya varian delta.

Artikel ini sebelumnya pernah terbit dengan judul : Studi Terbaru Ungkap Hampir 90 Persen Pasien Covid-19 di Rumah Sakit Meninggal karena Tak Menerima ECMO

Data tersebut menunjukkan lebih dari dua kali lipat (43 persen) angka kematian untuk pasien yang menerima pengobatan.

“Bahkan ketika menyimpan ECMO untuk pasien termuda, paling sehat dan paling sakit, kami hanya dapat memberikannya kepada sebagian kecil pasien yang memenuhi syarat untuk itu,” kata Gannon.

Ia berharap data ini bisa mendorong rumah sakit dan otoritas federal untuk berinvestasi dalam kapasitas menyediakan ECMO kepada lebih banyak pasien.

Di antara 240 pasien Covid-19 yang dirujuk untuk ECMO, 37,5 persen memenuhi syarat untuk menerima perawatan dan dimasukkan dalam penelitian.

Di mana usia rata-rata mereka adalah 40 tahun dan 25 tahun, dan 27,8 persennya adalah perempuan.

Hanya 35 pasien yang bisa mendapatkan kapasitas sistem kesehatan yang menyediakan ECMO di pusat khusus yang tersedia.

Sedangkan untuk 55 pasien lainnya tidak mendapatkan ECMO.

Pada kasus kematian yang sebelum keluar dari rumah sakit terjadi pada 15 dari 35 pasien (43 persen) yang menerima ECMO.

Dibandingkan dengan 49 dari 55 pasien (89 persen) yang tidak menerimanya.

“Karena beberapa pasien meninggal meskipun menerima ECMO, ada perdebatan tentang berapa banyak manfaat yang diberikannya," kata kata penulis senior Jonathan Casey, MD.

Dia juga mengatakan bahwa dengan adanya studi ini menunjukkan manfaat yang sangat besar.

Data ini menunjukkan bahwa, rata-rata yang memberikan ECMO kepada dua pasien akan menyelamatkan hidupnya.

Sementara untuk pasien yang berusia muda potensi untuk sembuh dan bisa hidup selama beberapa dekade.*** (Annisa Tri Yuliatin/PR Depok.com)

Editor: Laode Sarifin

Sumber: PR Depok.com

Tags

Terkini

Terpopuler