SUARA HALMAHERA- Dalam penetapan 1 Maret 1949 menjadi hari perlawan yang di lakukan oleh pemerintah Indonesia.
Karena dalam peristiwa 1 Maret 1949 adalah peristiwa agresif Miliar kedua, dimana Belanda kembali menduduki bangsa Indonesia.
Dimana dalam peristiwa itu terjadi serangan umum sehingga pemerintah Indonesia melakukan gencatan senjata melawan kaum penjajah.
Baca Juga: Akibat Invasi Rusia Ke Ukraina, Wakil Gubernur DKI Khawatir Lonjakan Kenaikan Harga Terigu
Bahkan dalam keterangan lain bahwa Pak Soekarno dan Pak Hatta memilih jalur perundingan.
Sementara Sri Sultan HB IX dan Jendral Sudirman pro perlawanan yang kemudian memerintahkan kepada Letkol Suharto dan Kol. Bambang S. Untuk melakukan Serangan Umum 1 Maret di siang hari, untuk tunjukan kepada dunia bahwa TNI masih ada.
Namun menurut Fadli Zon, dalam komentar di media sosial Twitternya, @fadlizon.
Fadli mengingatkan kembali bahwa, “waktu itu negara di tangan Pemerintah Darurat RI (PDRI) di bawah Sjafroeddin Prawiranegara dengan ibukota di Bukittinggi. Ini strategi tunjukkan pada dunia RI masih ada,”paparnya.
Pak Harto org kepercayaan Jend Sudirman. Perannya dlm Serangan Umum 1 Maret 1949 sangat besar n vital. Yg org lupa, waktu itu negara di tangan Pemerintah Darurat RI (PDRI) di bawah Sjafroeddin Prawiranegara dg ibukota di Bukittinggi. Ini strategi tunjukkan pada dunia RI masih ada