SUARA HALMAHERA - Wahana Lingkungan Hidup Kalimantan Tengah membeberkan penyebab banjir yang terjadi.
Dimas Novian Hartono selaku Direktur Wahana Lingkungan Kalimantan Tengah menyebutkan, bahwa 80% lebih kawasan hutan di Kalimantan Tengah sudah berubah fungsi menjadi areal perkebunan.
Menurutnya, hal ini yang mengakibatkan resapan air berkurang, dan rawan terjadi tanah longsor.
Baca Juga: Soal banjir, Jokowi disindir Gelar Sarjana Kehutanan-nya Tidak Ngerti Fungsi Pohon
“Kita miris melihat kondisi hutan di Kalteng, kerusakannnya begitu parah, predikat sebagai paru paru dunia telah dirusak oleh banyaknya alih fungsi lahan,” kata Dimas kepada RRI.CO.ID Rabu 21 Januari 2021, dikutip SUARA HALMAHERA.
Lanjutnya lebih jauh, bahwa bencana di berbagai daerah di tanah air sudah semestinya menjadi renungan bagi pemerintah daerah.
Demikian hal itu, kata Dimas, agar pemerintah segera merivisi perijinan untuk menyelamatkan fungsi hutan, bukah kerusakan di darat dan di laut ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Baca Juga: Terungkap, Banjir di Kalimatan Selatan Terjadi Akibat Rusaknya Ekologi Bukan Karena Hujan
Sementara itu, Anton Budiono selaku Kasi Data dan Informasi BMKG Palangkara menyampaikan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kalteng masih akan terjadi hingga bulan Maret.