Kapitalisasi Islam dan Phobia Pernikahan

- 9 November 2021, 09:29 WIB
Ilustrasi ramalan zodiak cinta pada 8 November 2021
Ilustrasi ramalan zodiak cinta pada 8 November 2021 /Trung Nguyen/Pexels

SUARA HALMAHERA- Pernikahan dalam perkembangan sejarah umat manusia semenjak dahulu sudah ada yang namanya kontradiksi-kontradiksi dalam setiap kelompok-kelompok atau komunitas yang membangun hubungan produksi antar satu dengan lainya. Kontradiksi ini hadir atas dasar watak produksi yang di dorong oleh kehendak dominatif sehingga memicu antagonisme antar sesama, maka muncullah konflik, pembantaian dan saling memusuhi.

Disisi lain perkembangan kelompok-kelompok dalam sebuah entitas yakni masyarakat yang tidak terlepas dari sistemnya masing-masing, mulai dari struktur/sistem kolektivisme, Kepemilikan tanah (Feudalisme) hingga pada tahapan pemilik modal ( Kapitalisme)-Lihat:Karl Marx.

Kapitalisme yang kini menjadi fokus tema dalam mengamati realita sosial semenjak kapitalisme itu berkembang secara modern pada abad 19 hingga hari ini. Kapitalisme berkembang melalui saluran ekonomi dan politik dengan ciri kepemilikan pribadi modal ,Tenaga Produktif (Alat dan Tenaga kerja) serta watak Ekpansi,Exploitasi dan Akumulasi membawa dampak buruk bagi struktur sosial secara horizontal, kemudian menciptakan vertikalisasi kelas, antara kelas kaya dan kelas miskin yang tidak berpunya atau tidak memilik cukup modal ( Baca: Didominasi).

Sistem kapitalisme ini menekan dan menguasai kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, makanan,minuman, dan alat-alat kerja lainya, sehingga memeras kebutuhan kelas masyarakat yang tak berpunya. Artinya kapitalisasi secara total dan hanya menyisahkan jiwa dan pikiran, sehingga jiwa dan pikiran mengalami satu frustasi sosial yang berimbas pada pesimis terhadap fungsi teo-humanisme secara fungsional. Dari skema hantu kemiskinan merusak harmoni kerukunan keluarga, sahabat dan tetangga. Disaat itu muncullah seterotip bahwa miskin adalah hina, miskin dipaksakan untuk bekerja dibawa tekanan kepemilikan pasar dan kebijakan politik.

Dengan ketimpangan sosial yang berdialektika secara historis, mendapat tanggapan secara institusional oleh utusan seorang Rasul dan para Nabi yang diberikan wahyu oleh Tuhan padanya untuk menyampaikan keadilan, kemerdekaan serta ketakwaan yang kita kenal dengan "Agama", berharap agar mampu mendamaikan ketimpangan sosial tersebut. Namun sejauh ini ada proses sistemik KAPITALISASI ISLAM dengan membungkus sabda-sabda yang cenderung tekstosentrisme, melalui rekayasa sosial yang di determinasi secara ketat sehingga urusan agama bukan lagi pada konteks keterpihakan pada kemerdekaan, bebas dan murni tapi malah melenceng ke kekerasan, konflik horisontal, kerusakan lingkungan,rasis,korup dls.

Hal inilah yang menjadi tolak ukur bagi agama ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIIN. Islam bagi semesta alam , artinya agama islam sebagai sarana ekonomi dan politik yang luas, harus mampu memahami sistem sosial yang terbentuk secara instusional yakni kapitalisme, lantaran mengikat manusia pada kerangking besi hingga hak hidup dan hak pertahankan hidup kini ter-alienasi secara terstruktur dan sulit dibaca asal permunculan degradasi sosial dan ekonomi.

Iklim sistem kapitalisme membawah suasana kemiskinan yang menakutkan dan tak terhindarkan lagi dari jurang pengangguran,kelaparan,pengemis. Arah pandang kenyamanan dan kerukunan sosial ekonomi telah terdiskriminasi. Setelah perang Dunia ke-II dan beralih ke perang dingin (Cold War), semua negara bekas jajahan mengalami stagnasi,tidak maju secara produktif, dikarenakan control suplay makanan dengan ekstra Develompentalisme yang manjadi payung swa-kelolah kapitalisme.

Telah terdeteksi betul bahwa tempat tinggal serta arah mata pencaharian telah terkonfirmasi oleh kebijakan politik yang mengurung dalam skema "the invisible hand )tangan-tangan tak terlihat", hal inilah yang membuat kemiskinan menjadi senjata paling ampuh untuk menyudutkam agama dalam dimensi ke-bertauhid-an.

Konsitensi Pernikahan

Sepertinya telah diketahui pernikahan adalah suatu anjuran Rasulullah SAW bagi ummatnya, dalam firman Allah SWT dalam Alquran surah Ar-Rum ayat 21:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia (juga) telah menjadikan di antaramu (suami, istri) rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir,"

Kalimat diatas adalah firman Tuhan, bagi ber-agama muslim meyakininya dan tidak dapat disanggah oleh siapapun, lain sisi premis baru muncul dari sistem sosial yang di dominasi oleh kapitalisme ( sistem kekuasaan berdasarkan kepimilikan modal), membawa makna realistis dengan sifat Phobia atau ketakutan.

Phobiah Pernikahan

Ketakutan yang terus menerus atau phobia bukan bentuk eksitensi dari onto-antropolgi tapi rekayasa sistemik oleh sistem kapitalisme, dalam teori alienasi (Baca: Karl -Marx ) Marx menyebutkan bahwa yang tidak bisa survive dengan kapitalisme senantiasa akan teralienasi ( Terasing) dengan dunia sosial. Hipotesa liar ini belum dibatasi secara teoritik adalah bahwa jika engkau menikah akan sengsara, akan miskin jika hidup berduaan suami istri, apalagi jika mempunyai anak, niscaya engkau akan menderita dll.

Bentuk sepekulasi demikian membawa kesempatan yang lebih leluasa lagi bagi sistem kapitalisme, karena akan membuat semakin banyak orang phobiah terhadap pernikahan, semakin banyak yang melalaikan perintah atau firman tuhanya sendiri. Padahal pernikahan dibahas dalam ayat-ayat suci dalam kitab Al-qur'an, tapi kenapa beradaptasi dengan realita, semakin pula tersebar rasa phobia pada pernikahan, ini artinya Islam dan seorang muslim dalam cengkaraman kapitalisasi.

Entri poinya adalah faktor utama kapitalisme menjadikan asumsi seorang bahwa pernikahan adalah liang lahat kemiskinan. Semakin takut menjemput kemiskinan dalam pernikahan ditengah ruang kapitalisme, secara tidak langsung sudah mengabaikan anjuran yang difirmankan dalam alqur'an.

 

 

Editor: Ali Akbar Muhammad

Sumber: Vino Stoevsky


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah