Resensi Film Moderen Times: Krisis Kapitalisme dan Kaum Buru Yang Dikorbankan!

- 5 Desember 2021, 10:20 WIB
Moderen Times
Moderen Times /

SUARA HALMAHERA- Film Modern Times, menurut saya, adalah sebuah film yang wajib untuk ditonton. Film yang rilis pada tahun 1936 ini tak hanya menawarkan akting Charlie Chaplin yang kocak dan menghibur, namun juga memuat nilai-nilai esensial yang mewakili kehidupan pada dunia nyata.

Secara tidak sadar, kita dihadapkan pada isu-isu penting yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat pada masa itu. Salah satu sorotan yang intens digambarkan pada film ini adalah mengenai kehidupan masyarakat kelas bawah dan juga buruh.

Modern Times berkisah tentang era great depression yang terjadi pada era 30-an saat kondisi perekonomian tengah carut marut dan orang-orang berebut pekerjaan di berbagai pabrik.

Baca Juga: Suara Hati Istri di Jadwal TV Indosiar Minggu 5 Desember 2021

Era ini adalah masa-masa krisis kapitalisme dimana pengangguran,PHK,pemiksinan, dan lain-lain massif terjadi. Kapitalisme dalam kerangka liberalism mengalami colaps. Kemudian digantikan dengan Keynesian yang diajukan Jhon Maynes Keynes.

Moderen Times merupakan kiesah para buruh yang harus menjadi korbdan dari krisis kapitalisme. Mereka dipaksa bekerja dengan tekanan tinggi, tanpa ditunjang dengan jaminan keselamatan dan kesehatan serta upah yang sangan murah.

Baca Juga: Baru Rilis Kode Redeem FF Max Hari ini Minggu 5 Desember 2021

Modern Times jelas bertutur tentang bagaimana para buruh dan pekerja dieksploitasi tenaganya untuk bekerja hanya demi sedikit uang. Kemanusiaan sama sekali tidak diperhatikan hanya demi profit perusahaan.

Ya, film ini memang berkisah tentang era great depression namun jika dibawa ke zaman sekarang pun apa yang diangkat oleh Modern Times masih sangat signifikan.

Modern Times adalah film karya Chaplin yang diproduksi selepas ia mengambil cuti dari panggung hiburan untuk melakukan travelling ke beberapa negara selama enam belas bulan.

Baca Juga: Film The Coconut Revolution: Kisah Perlawanan Rakyat Pasifik PNG Mengusir Kolonialisme Dengan Kelapa!

Dalam perjalanannya tersebut, Chaplin banyak memeroleh pengalaman serta ilmu baru dari berbagai tokoh dan hal-hal menarik yang ia temui. Hal tersebut memberikan inspirasi dan insight baginya untuk mengangkat isu world affair ke dalam Modern Times.

Kisah Modeeren Times jika dikontekskan dengan situasi Indonesia saat ini masih relevan. Dimana Indonesia yang menjadi bagian dari kapitalisme, saat ini sedang mengalami Depresi besar-besaran alias krisis.

Buruh-buruh dipaksa bekerja dengan politik upah murah, pengangguran merajalela, PHK, sistem kerja kontrak dan outsorcing seumur hidup, dan tidak ada jaminan hidup bagi buruh untuk sejahtera.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Pahami Langkah Penyelamatan Saat Gunung Api Meletus

Film Moderen Times walaupun bergendre komedi bisua seperti orang yang sedang memainkan pantomin, tapi sangat berkualitas sebagai sebuah film. Kualitas dari film ini karena ia mampu mengangkat realita buruh menjadi sebuah karya sastra film yang sangat luar biasa.

Sesuai judul yang diangkat, Modern Times banyak mengulas awal kehidupan modern yang ditandai dengan industrialisasi. Industrialisasi sendiri adalah sebuah transformasi bidang ekonomi dan kultural dari masyarakat berbasis agraris menjadi berbasis industri.

Industrialisasi pada suatu negara juga ditandai dengan aktivitas manufaktur barang dalam skala besar serta erat kaitannya dengan penggunaan mesin-mesin yang diciptakan untuk membantu proses produksi.

Baca Juga: TERBARU 19 Kode Redeem FF Max Hari ini Sabtu 4 Desember 2021

Akhirnya saya ingin sampaikan ditengah kondisi kaum buruh Indonesia yang saat sedang berjuanga melawan Omnibas Law. Film Moderen Times harus ditoton agar menjadi referensi untuk membedah krisis kapitalisme.

Moderen Times realaitanya masih terjadi sampai hari ini. Tidak ada yang berubah dibawah sistem kapitalisme. Kapitalisme sejak kelahiranya sudah berkontradiks dalam dirinya, cacat sebagai sebuah sistem maka sudah saatnya kaum buruh berjuangn melawan kapitalisme untuk mewujudkan sebuah dunia baru tanpa penindasan.***

 

 

Editor: Ali Akbar Muhammad

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah