Ibu Abu Nawas bernama Jalban, ia adalah wanita Persia yang bekerja sebagai pembersih kain wol.
Abu Nawas sendiri adalah seorang pujangga Arab, bahkan dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik.
Adapun tentang kehidupan Abu Nawas juga diceritakan atau dikisahkan beberapa kali dalam kisah 1001 Malam.
Kehidupan Abu Nawas
Abu Nawas sejak kecil sudah menjadi yatim tanpa seorang ayah.
Ibunya lalu membawa Abu Nawas ke kota Bashrah, di Irak.
Di kota ini, Abu Nawas kemudian belajar berbagai ilmu pengetahuan, ia belajar sastra Arab, Al-Quran dan ilmu Hadist serta berbagai ilmu lainnya.
Disebutkan dalam kitab Al-Wasith fil Adabil ‘Arabi wa Tarikhihi, bahwa Abu Nawas digambarkan sebagai penyair multivisi, yang penuh dengan canda, juga berlidah tajam, juga pengkhayal ulung, dan ia juga adalah tokoh terkemuka sastrawan angkatan baru.
Akan tetapi, hasil karya-karya ilmiahnya jarang dikenal di dunia intelektual.
Abu Nawas hanya dipandang atau dikenal sebagai orang yang bertingkah lucu dan tidak lazim.