SUARA HALMAHERA - Usai mendapatkan perawatan, Deddy Corbuzier menyampaikan kabar terbarunya.
Deddy Corbuzier memohon maaf atas ketiadaan kabarnya terkait sakit terpapar Covid-19 yang dialaminya.
"Mohon maaf saya baru bisa memberitahu keadaan sebenarnya pada masyarakat, Intinya dua minggu saya break semua nya karena saya harus konsentrasi pada kesehatan saya," kata Deddy Corbuzier di akun Instagramnya @mastercorbuzier pada Minggu, 22 Agustus 2021.
Deddy Corbuzier juga menceritakan kondisinya saat kesehatannya memburuk.
Lewat kanal YouTube miliknya, Deddy menceritakan bahwa dirinya masuk rumah sakit dalam kondisi panas.
"Saya masuk rumah sakit, kondisi saat itu panas, demam," ujar Deddy Corbuzier, dilansir dari Pikiran Rakyat, 23 Agustus 2021.
Saat kondisinya tiba-tiba, Deddy Corbuzier langsung merasa kecewa dirinya mengatakan seperti ini.
"Saya masuk rumah sakit, kondisi saat itu panas, demam, badan sakit semua dan kecewa. Kecewa sekali karena saya tidak menyangka orang seperti saya bisa seperti itu," kata Deddy.
Deddy sendiri sebagaimana dilansir dari pikiran rakyat mengatakan bahwa dirinya tak menyangka bisa kena Covid-19.
Ia mengatakan kalau dirinya selalu rutin menjaga kesehatan, tapi orang sepertinya bisa alami situasi itu.
Dokter pun segeralah menjawab pertanyaannya yang merupakan rasa kekecewaanya itu.
Dokter Gunawan yang ikut hadir di podcast Deddy Corbuzier dan ia menjelaskan transmisi penyebaran Covid-19.
"Masih banyak perdebatan transmisi Covid-19, nomor satu, apakah ini airbone atau apakah menular lewat udara. Itu sampai saat ini belum terbukti," kata dia.
Lalu apa penyebab Paru-Paru Deddy Corbuzier rusak 60 persen:
Berdasarkan sumber dari pikiran rakyat yang dilansir dari laman Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga menjelaskan keterkaitan badai Cytokineytokine dengan kerusakan orang tubuh termasuk paru-paru.
Badai Cytokine muncul dikarenakan adanya produksi berlebihan sitokin ke dalam darah hanya dalam waktu yang sangat cepat.
Sebenarnya Cytokine membantu sistem imun atau kekebalan tubuh yang disebutkan berkoordinasi secara baik ketika menghadapi virus yang menyebabkan infeksi.
Akan tetapi Cytokine jika dilepas terlalu banyak, maka sel imun tak hanya akan menyerang virus atau yang disebut bakteri, melainkan menyerang ke jaringan sel tubuh yang dikatakan sehat.
Namun jika sitokin dilepas terlalu banyak, sel imun tak hanya akan menyerang virus atau bakteri melainkan merambah ke jaringan dan sel tubuh yang sehat, sehingga menyebabkan peradangan.
Inilah yang nantinya merusak organ-organ tubuh manusia dan membuat gagal berfungsi.
Sehingga terjadinya kematian dari apa yang disebut sebagai Cytokine.
Perlu diingat badai Cytokine menerpa penderita Covid-19 hal ini akan menyerang jaringan paru-paru serta pembuluh darah.***