Network
SUARA HALMAHERA – Madrasah Diniyah Awaliyah Raudhatul Islam, Madrasah atau sekolah islam yang berdiri sejak pertengahan aband ke 20 ini kini diabaikan.
Madrasah yang pada masa pendudukan jepang aktif memberikan pengajaran pada masyrakaat Halmahera Tengah khusunya desa Banemo, kini diabaikan oleh pemerintah daerah Halmahera Tengah (Halteng) .
Hal tersebut diakui oleh pengus madrasah Madrasah Diniyah Awaliyah Raudhatul Islam, bahwa pemerintah daerah Kabupaten Halmahera Tengah (Halteng) tidak serius memperhatikan nasib sekolah tertua di Halteng ini.
“Tidak ada keseriusan dari Pemerintah Daerah, padahal Madrasah ini tak bisa dilepaspisahkan dari sejarah siar Islam di Halmahera Tengah," ungkap pengurus Madrasah Haji Husen H. Nasaruddin.
Honor yang diberikan oleh para pengajar madrasah terbilang kurang memadai, dan diberikan secara 3 bulan sekali.
"Kepala sekolah dan pengajar Madrasah tetap aktif mengajar, meski pun honornya dari bantuan Kesra Halteng dan Desa yang tiap bulannya Rp500.000, meski tiga bulan sekali baru diberikan," imbuh Haji Husen H. Nasaruddin yang juga selaku imam masjid desa Banemo ini.
Meski demikian sekolah tersebut terus di rawat dan di jaga keberadaanya hingga saat ini. Para pengajar di madrasah dengan iklas melaksanakan proses kegiatan belajar mengaja di sekolah tersbut
Proses belajara mengajar ini diakui oleh Pengurus Madrah, bahwa masih melestarikan tradisi awal, jikalau ada penyesuaian, hal tersebut dilakukan untuk menjawab kebutuhan siswa sesuai zaman yang ada.
Untuk itu peran pemerintah Halteng sangat di butuhkan untuk melestarikan salah satu peniggalan sejarah yang masih aktif hingga saat ini.
