10 Tahun 8 Bulan Masyarakat Gebe Tidak Merasakan Pelayanan Air Bersih, Tak Ada Perhatian Pemda Halteng

26 Juni 2022, 22:29 WIB
10 Tahun 8 Bulan Masyarakat Gebe Tidak Merasakan Pelayanan Air Bersih, Tak Ada Perhatian Pemda Halteng /Pexels.com/Sourav Mishra.

SUARA HALMAHERA - Ketua Partai Buruh Kecamatan Gebe Halmahera Tengah (Halteng), Pak Hamja Kader dalam kesempatannya mengatakan bahwa masyarakat Pulau Gebe yang terdiri dari 8 Desa sudah 10 tahun 8 bulan tidak merasakan pelayanan air bersih dari Pemerintah.

"Kami masyarakat di Kecamatan Pulau Gebe terdiri dari 8 Desa, sudah 10 Tahun 8 bulan tidak merasakan pelayanan air bersih dari peyediaan Pemerintah untuk seluruh masyarkat," kata Hamja Kader, Minggu 26 Juni 2022.

Ia juga mengatakan kalau masyarakat Gebe harus beli air per profil dengan harga 120 ribu (2000 liter) dan 75 ribu (1000 liter).

"Masyarkat Gebe beli air per profil dengan harga 120 ribu (air 2000 liter) dan 75 ribu (air 1000 liter). Misalnya di dalam rumah saya, kebutuhan satu profil air paling lama saya dan keluarga gunakan 5 hari, di dalam rumah saya bersama empat anak dan istri, 6 orang dengan saya, kalau empat minggu dalam satu bulan saya harus membeli empat profil untuk kebutuhan memasak, minum, cuci pakaian, mandi dan lain-lain," tambahnya.

"Kami membeli air profil dari pengusaha-pengusaha yang memiliki mobil, mengambil air di Desa Elfanun T4 lokasi sumber air dan mereka menjual di masyarakat," lanjutnya lagi.

Sementara sudah 10 tahun 8 bulan masyarakat Gebe bergantung dan membeli air profil, dan kami membeli sendiri.

PDAM yang dibangun Pemerintah Daerah berlokasi di Desa Mamin sejak tahun 2017!tidak berfungsi sama sekali untuk pelayanan air bersih.

"Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah menyediakan PDAM berlokasi di Desa Mamin yang di bangun dari tahun 2017 sampai sekarang tidak berfungsi sama sekali untuk pelayanan air bersih masyarakat Gebe," ungkapnya.

Namun pada 18 Juni 2022 pukul 14.40 WIT salah satu perusahaan tambang PT Smart Marsindo menurunkan alat berat yang mendarat di Pulau Gebe, rencana beroperasi seputar belakang Sekolah SMA N 3 Halteng, disitu lokasi T4 Desa Elfanun sumber mata air yang masyarakat mengambil air konsumsi setiap hari atau sudah bertahun-tahun lamanya.

Hamja Kader terkait masalah perusahaan mengatakan, bahwa pemerintah sudah tidak lagi melayani air bersih malah membiarkan perusahaan masuk merusak sumber air bersih.

"Pemerintah Daerah sudah tidak lagi memperhatikan air bersih dan membiarkan tambang merusak sumber air masyarakat Gebe, ini artinya membunuh kebutuhan ekonomi yang mendasar atau sumber air kami masyarakat Gebe, Kami masyarkat Kecamatan Gebe berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Tengah menanggapi keluhan dan kesulitan air bersih di Pulau Gebe, ucap Hamja Kader," terangnya.

Terpisah, Aslan Sarifuddin, Ketua Komite Eksekutif Partai Buruh Kabupaten Halmahera Tengah pun angkat bicara.

"Ini adalah gambaran dan proses memiskinkan rakyat, Pemerintah Daerah membiarkan rakyat hidup dalam kesusuhan bertahun-tahun, kita sadar dan tahu sendiri kalau Pulau Gebe begitu lama di keruk industri tambang hingga hari ini, tapi kenapa kesejahteraan jauh dari harapan orang Gebe dan pendatang yang hidup di Gebe," tegas Aslan.

"Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, Pengurus Partai Buruh Halmahera Tengah dalam waktu dekat akan mendatangi Pemerintah Daerah dan DPRD, mempertanyakan soal pelayanan air bersih di Pulau Gebe yang sangat buruk ini," tegasnya lagi.

"Saya ingin sampaikan, orang Gebe harus menikmati secara gratis pelayanan air bersih, listrik, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan lainnya. Masyarakat Gebe harus di perhatikan secara khusus oleh negara. Keadilan dan kesejahteraan harus ditegakkan di Pulau Gebe, dan Partai Buruh akan membangun konsolidasi untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat Gebe, pada umumnya Halmahera Tengah, Maluku Utara," tutupnya.

Editor: Firmansyah Usman

Tags

Terkini

Terpopuler