Karang Taruna Desa Bobane Jaya Adakan Nonton Bareng Film Dokumenter Perampasan Lahan di Indonesia

28 Agustus 2021, 21:20 WIB
Karang Taruna Desa Bobane Jaya Adakan Nonton Bareng Film Dokumenter Perampasan Lahan di Indonesia /SUARA Halmahera/

SUARA HALMAHERA - Karang Taruna Desa Bobane Jaya, Patani Barat, Kabupaten Halmahera Tengah adakan nonton bareng (nobar) film dokumenter perampasan lahan di Indonesia.

Kegiatan Karang Taruna Bobane Jaya dalam nonton bareng (nobar) Film Dokumenter Perampasan Lahan adalah bagian dari upaya melihat Indonesia lebih jauh.

Selain itu, nonton bareng (nobar) film dokumenter yang diadakan oleh Bobane Jaya juga bagian dari memupuk rasa cinta tanah air untuk menghindari kepentingan dari luar.

Sekertaris Karang Taruna Desa Bobane Jaya mengatakan bawah nonton bareng film dokumenter perampasan lahan ini adalah untuk membangun kesadaran tehadap kaum muda.

"Nonton bareng film dokumenter ini adalah untuk melahirkan kesadaran di kalangan muda tentang bagaimana model perampasan lahan yang terus terjadi di Indonesia," kata Subhan M. Djaiz kepada Suara Halmahera, Sabtu 28 Agustus 2021.

Tak hanya itu, nonton bareng film dokumenter yang diadakan Karang Taruna Desa Bobane Jaya ini agar pemuda atau kaum muda bisa mengetahui sekaligus mengantispasi terjadi perampasan lahan di Patani Barat.

"Kegiatan nonton bareng ini juga dilakukan agar kaum muda tahu bagaimana model atau modus perampasan lahan yang dilakukan oleh perusahaan, terlebih ketika terjadi di Patani Barat," tambah Subhan tegas.

Adapun kurang lebih sekitar empat film dokumenter yang diputar oleh Karang Taruna Desa Bobane Jaya, yakni perampasan lahan, Taktik Perusahaan Dalam Melakukan Perampasan Lahan, juga Tentang Bagaimana Masyarakat Adat Tersingkir Dari Lingkungan Hidupnya.

Beberapa film dokumenter yang diputar oleh Karang Taruna Desa Bobane Jaya secara subtansi menceritakan bagaimana model atau cara-cara perusahaan mengelabui masyarakat adat.

Modus perusahaan saat mengambil alih lahan warga dilakukan tanpa adanya sosialisasi ke para pemilik lahan atau marga yang memilik lahan.

Film dokumenter tersebut tak hanya menceritakan perampasan lahan di Indonesia saja, melainkan juga memperlihat beberapa negara yang masih memiliki masyarakat adat juga menjadi korban perusahaan besar.

Jadi modus perampasan lahan yang terjadi di negara-negara luar juga memiliki kesamaan dengan Indonesia.

"Semoga kegiatan nonton bareng film dokumenter perampasan lahan yang diadakan oleh karang Taruna Desa Bobane bisa menciptakan karakter cinta tanah air atau cinta kampung agar kaum memiliki kesadaran melindungi hutannya dari kepentingan luar atau perusahaan," tutup Sekertaris Karang Taruna Desa Bobane Jaya, Subhan M. Djaiz.***

Editor: Firmansyah Usman

Tags

Terkini

Terpopuler