Warga Patani Barat Kembali Diteror Orang Tak Dikenal (OTK), Dan Ini Teror Kedua Dilokasi Yang Sama

12 April 2021, 20:02 WIB
Lokasi kebun Woyobalo yang merupakan TKP kejadian teror oleh OTK terhadap warga Patani Barat /Foto/Firman/

SUARA HALMAHERA - Warga Patani Barat kembali diteror orang tak dikenal (OTK) saat di kebun lagi mengumpulkan kelapa untuk buat selai-selai kopra.

Kejadian tersebut terjadi di hutan kebun Woyobalo, Patani Barat, Halmahera Tengah, Maluku Utara pada Minggu siang pukul 02.30 kemarin.

Diketahui, Pak Habibu Husen (60-an) bersama seorang anak yang masih berusia belasan tahun duduk mengorek isi kelapa, sedang posisi pak Habibu berhadapan dengan sebuah karung putih besar berisi isi kelapa dan agak sedikit jauh semeter terpisah dari anak yang bersamanya.

Adapun anak mantunya yang bernama Umra (36) dan dua orang anak laki-laki terpisah kurang lebih 10 meter dari pak Habibu dan di tempat yang sedikit berbukit.

Saat itu, anak laki-laki yang berumur belasan tahun duduk bersebelahan dengan Pak Habibu tiba-tiba melihat seorang yang tak dikenal (OTK) sedang berdiri kurang lebih lima belas meter ditempat yang agak terbuka.

Orang tak dikenal (OTK) itu berdiri dengan posisi mencurigakan, sebab OTK itu sudah memegang alat panah dan anak busurnya serta memegang juga sebuah jubi.

"Dia memegang panah dan anak panah juga ada jubi, dia diam saja, gerakannya membuat saya takut," kata anak lelaki belasan tahun itu yang namanya tak mau dipublikasi.

Anak laki itu spontan bersuara karena ketakutan melihat OTK itu dari jarak kurang lebih lima belas meter di tempat yang agak sedikit terbuka di antara pohon pala dan tempat pembakaran kopra.

Karena mendengar suara ketakutan dari anak tersebut, Pak Habibu yang posisinya terhalang dengan karung, refleks berdiri membalikkan wajahnya dan segera melompat mengejar OTK tersebut, sayangnya OTK itu sudah lebih cepat berbalik arah dan berlari, Habibu hanya melihat punggungnya serta alat yang dibawanya.

"Saya refleks balik dan mengejarnya, dia sudah berbalik arah, saya melihat punggungnya, alat panah, serta jubi yang dipegangnya, larinya juga cepat dan masuk di antara semak dan pepohonan liar yang membuat saya tak lanjut mengejarnya," kata Pak Habibu Husen saat di wawancarai, Senin 12 April 2021.

Sementara itu, Umra anak mantu Pak Habibu setelah melihat papa mantunya mengejar OTK tersebut, dirinya lantas ikut mengejar dengan memotong jalan ke arah bukit namun dirinya tak melihat ke mana OTK itu kabur, dan hanya melihat pak Habibu keluar dari semak dan di antara pepohonan.

Umra mengatakan, bahwa mereka berdua khawatir melanjutkan pengejaran, takutnya kami dijebak, atau dikepung atau seperti apa, itu baru pikiran kami, sementara kami membawa beberapa anak-anak, itu yang jadi beban.

Saat keduanya melangkah turun dari bukit, hanya berselang lima menit terdengar suara mereka yang semacam memberi isyarat.

"Saya ikut mengejar setelah melihat papa mantu melakukan pengejaran OTK itu, saya potong jalan lewat tempat yang agak berbukit, tapi begitulah dia lebih cepat, dan saya hanya melihat papa mantu keluar dari semak dan di antara pohon-pohon. Sebenarnya kami ingin mengejar lagi dan memastikan pria tak iapa, hanya saja kami berfikir jangan sampai dijebak, atau ada ranjau dipasang atau seperti apa," ujar Umra.

Sambungnya lagi, "tapi setelah itu saat kami mau kembali dan menuruni bukit terdengar suara mereka saling memanggil atau semacam memberi isyarat, dan dari suara mereka itu, jumlah mereka ini bukanlah satu orang melainkan 3 sampai 4 orang."

Umra pun mengungkapkan bahwa kejadian ini bukanlah yang pertama dialaminya, ini sudah yang kedua kali, sebelumnya saya dan beberapa anak-anak yang masih berusia belasan tahun juga dilempar dengan batu oleh OTK, lemparan batu sebanyak tiga kali dan lemparan itu berasal dari semak dan dari celah-celah pohon, tak jelas siapa pelakunya. Karena teror demikian kami langsung bergegas pulang.

Sebenarnya teror terhadap warga Patani Barat tak hanya terjadi di kebun Woyobalo, melainkan sebelumnya sudah berulangkali terjadi teror di beberapa tempat, seperti di kilo 8 saat beberapa warga bermalam di sana, juga di kilo 6, ada juga di midolof kelompok tersebut memporak porandakan isi rumah kebun dan mencincang dengan parang segala benda di dalamnya.

Selain itu, jalan kebun dan kebun warga juga dipasangi ranjau dari kayu yang diruncing serta pecahan kaca.

Perlu diketahui, bahwa kondisi hutan Patani, dari wilayah Patani Barat hingga Patani Timur, Halmahera Tengah Maluku Utara, saat ini dalam keadaan sangat rawan, karena berkeliaran para kelompok orang tak dikenal (OTK).

Kelompok ini diduga telah melakukan pembunuhan mengerikan di hutan Patani Timur, Kali Gwonly, Halmahera Tengah yang telah menewaskan tiga orang belum lama ini.

Warga Patani Barat memasuki bulan suci ramadhan 2021ini merasa khawatir melakukan aktivitas berkebun di dalam hutan, sebab kenyamanan atas keselamatan tubuh dan nyawa mereka tak terjamin paska tragedi pembunuhan di Gwonly Patani Timur. Pihak aparat kepolisian pun belum memberikan informasi resmi terkait pelaku-pelaku pembunuhan tersebut.***

Editor: Firmansyah Usman

Tags

Terkini

Terpopuler