SUARA HALMAHERA - Gempa berkekuatan 7,8 SR yang terjadi di Turki pada pagi hari dan kemudian disusul lagi gempa kedua yang berkekuatan 7,7 SR pada hari Senin, 6 Februari 2023.
Dari peristiwa, ada sebanyak lebih dari 7.800 orang dari 10 provinsi di Turki terpaksa untuk mencari tempat pengungsian demi menghindari gempa tersebut.
"Ada potensi terus terjadi keruntuhan lebih lanjut sehingga kami sering melihat urutan peningkatan delapan kali lipat pada jumlah awal," kata Catherine Smallwood, petugas darurat senior Organisasi Kesehatan Dunia untuk Eropa, dilansir dari Zonabanten.com, Selasa, 7 februari 2023.
Baca Juga: Industri Nikel: Indonesia Keras ke Uni Eropa Tapi Ramah ke China
Para sukarelawan dan bantuan-bantuan internasional kemudian diarahkan ke wilayah-wilayah bencana untuk memberi penanganan.
Korban meninggal dunia karena gempa Turki diperkirakan telah mencapai angka lebih dari 4.800 jiwa, dan dimungkinkan akan bertambah.
Dilansir dari Zonabanten.com yang mendapat sumber informasi dari The Guardian, media setempat telah menyatakan setidaknya ada 3.381 orang dipastikan tewas di Turki akibat gempa ini, dimana 1.444 korban tewas lainnya berasal dari Suriah.
Baca Juga: Uni Eropa Ketar-Ketir, Indonesia Lawan Balik: Jokowi Tegaskan tak Akan Ekspor Biji Nikel
Kejadian gempa tersebut memakan banyak korban jiwa luka-luka dan bahkan meninggal dunia. Peristiwa tersebut kemudian menjadi perhatian para pemimpin negara, diantaranya adalah presiden Amerika serikat dan presiden Ukraina.