Suara Halmahera - Negeri Beruang Merah Rusia bak tak kehabisan akal dalam menangani berbagai sanksi yang diberikan kepadanya pasca invasi ke Ukraina.
Dilansir dari Reuters, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia akan memperluas kerja sama perdagangan dengan mitra baru dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Hal tersebut bertujuan uuntuk menggagalkan upaya negara-negara Eropa Barat dan sekutu Amerika Serikat untuk mengisolasi Moskow di bidang Ekonomi.
Baca Juga: Gagal Dulangi Prestasi di Piala Dunia 2022, Portugal Depak Fernando Santos
Penjualan energi Rusia ke Uni Eropa (EU) telah menurun tajam sejak dimulainya perang di Ukraina, karena EU berupaya mengurangi ketergantungan pasokan energi pada Moskow.
Dalam siaran Televisi nasional, Presiden Putin mengatakan jika Rusia akan meningkatkan penjualan gas ke negara-negara Asia Timur dan mengungkapkan rencananya untuk membangun pusat gas baru di Turki.
Untuk mendukung upaya tersebut, pemerintah Rusia berencana membangun jalur pipa kedua Power of Siberia Pipeline melalui dataran Mongolia menuju Tiongkok.
Baca Juga: Perayaan 12 tahun Pusat Kebudayaan Kedubes AS, Duta Kim Ajak Indonesia Tingkatkan Kerja Sama
Rusia mulai menjual gas alam ke China pada akhir 2019 melalui Power of Siberia Pipeline, yang memasok sekitar 10 miliar meter kubik (bcm) gas pada 2021, dan akan mencapai kapasitas penuhnya sebesar 38 bcm pada 2025.