Rusia Batasi Ekspor Gas Mulia, China Dapat Imbasnya yang Lumpuhkan Manufaktur Semikonduktor Domestiknya

- 12 Juni 2022, 22:59 WIB
Ilustrasi pabrik semikonduktor
Ilustrasi pabrik semikonduktor /Buleleng Post.com/The Business Journals

SUARA HALMAHERA – Kebijakan Rusia yang mulai melakukan pembatasan terhadap ekspor gas mulia akan sangat mempengaruhi jalanya manufaktur Semikonduktor.

Seperti yang telah diketahui gas mulia dari Rusia yang selama diekspor digunakan dalam untuk memproduksi Semikonduktor.

Akibat kurangnya produksi Semikonduktor tersebut dapat memperburuk kekurangan chip di pasar global dan melambungkan harga.

China merupahkan negara yang paling dapat imbasnya, seperti yang diungkapkan oleh Xiang Ligang bahwa pembatasan ekspor gas mulia ini dapa mempengaruhi manufaktur Semikonduktor domestik China.

Lebih lanjut lagi Xiang berpendapat, China yang merupahkan konsumen chip terbesar di dunia dan tergantung pada chip yang di impor dari luar negeri.

Baca Juga: Dmitry Rogozin Sebagai Kepala Badan Antariksa Rusia Ungkapkan Bahwa Mahluk diluar Bumi Lebih Cerdas Manusia

Katanya China sendiri mengimpor chip senilai sekita 300 miliar dolar AS atau sekitar Rp 4,3 triliun pada tahun 2021 lalu.

Chip tersebut kebanyakan digunakan untuk memproduksi mobil, HP, Komputer, sampai televisi.

Artikel yang sama sebelumnya pernah terbit dengan judul: Rusia Batasi Ekspor Gas Mulia, Kekurangan Chip di Pasar Global Bisa Terjadi

Dilansir dari PR Depok.com, Xiang menyebut sektor yang sangat bergantung pada chip impor mungkin akan terpengaruh lebih signifikan.

Sedangkan, lanjut dia, dampaknya tidak akan terlalu terasa pada industri yang menggunakan chip yang dapat diproduksi oleh perusahaan China seperti SMIC.

Pekan lalu, Rusia memberlakukan pembatasan gas mulia sebagai tanggapan atas sanksi UE yang menargetkan ekspor teknologi ke negara itu.

Baca Juga: Bila China Terus Usik Natuna, Indonesia Siapkan Langkah Jitu Nan Ajaib Buat Hancurkan Armada Laut Tiongkok

Gas mulia seperti neon, argon, xenon, dan lainnya sangat penting dalam proses manufaktur semikonduktor.

Semikonduktor digunakan untuk membuat microchip yang dibutuhkan untuk gadget, mobil, dan peralatan rumah tangga.

Ada kekurangan semikonduktor global sejak awal pandemi Covid, dan konflik di Ukraina telah memperburuk masalah.

Baca Juga: Pakar India Klaim Indonesia Bisa Pecundangi China Soal Natuna Utara, Ucapnya Mereka (Indonesia) Cerdik

Harga global gas neon dan xenon telah melonjak sejak pemasok Ukraina Ingas dan Cryoin, yang memasok sekitar 50 persen gas neon dunia untuk penggunaan semikonduktor, menghentikan produksinya.

Rusia dilaporkan memasok hingga 30 persen dari neon yang dikonsumsi secara global. Cina dan Jepang adalah produsen utama gas mulia lainnya, tetapi pasokan mereka sebagian besar dikonsumsi di dalam negeri.*** (Anisa Putri Adipati/PR Depok.com)

Editor: Laode Sarifin

Sumber: PR Depok.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x