Balas Dendam Putin Lebih Sadis, Kini Eropa Kewalahan Polandia Bulgaria Kena Imbas

- 28 April 2022, 09:53 WIB
Putin Buat eropa meradang, Rusia putuskan gas ke polandia dan bulgaria
Putin Buat eropa meradang, Rusia putuskan gas ke polandia dan bulgaria /Foto: Maxim Zmeyev/Reuters.com

SUARA HALMAHERA – Vladimir Putin buat Eropa pusing, kali ini Rusia resmi membatalkan pengiriman gas ke negara eropa

Sebelumnya Eropa beramai-ramai menyerang Rusia, Putin tentu tidak tinggal diam menghadapi sikap Eropa pada negaranya.

Sebagaimana diketahui, Eropa punya ketergantungan gas dengan Rusia, hal ini yang dimanfaatkan Putin.

Baca Juga: Amerika Serikat Desak Jokowi Undang Presiden Ukraina ke Bali, Vladimir Putin Diboikot

Bulgaria dan Polandia meradang, Moskow resmi memutuskan saluran gas milik BUMN Rusia Gazprom dari Jerman menuju 2 negara tersebut

Bulgaria dan Polandia tidak memenuhi syarat dari Moskow yang mewajibkan untuk membayar gas menggunakan mata uang Rubel

Kedua negara tersebut terancam mengalami krisis energi akibat tindakan Moskow.

Baca Juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Diundang Ke Bali, Mengaku Telah Bicara Dengan Jokowi

Baca Juga: Dramatis, Polisi Tangkap Perampok di Jalan Tol Pasirkoja, Suara Tembakan Melengking

Melihat sekutu-sekutu eropa mereka sekarat akibat pembalasan Putin, Inggris angkat bicara.

Wakil Perdana Menteri Inggris Dominic Raab mengungkapkan Moskow melanggar kontrak Yamal

Dilansir dari Pikiran Rakyat: Inggris Murka Rusia Setop Pasok Gas ke Bulgaria dan Polandia

Dominic Raab mengecam keputusan Rusia dan mengatakan keputusan itu hanya akan memperparah status Rusia sebagai paria ekonomi dan politik.

"Kami telah memperingatkan tentang ini untuk sementara waktu, tetapi kami akan berdiri bahu-membahu dengan teman dan sekutu Polandia kami," kata Raab dikutip Pikiran-rakyat.com dari Sky News pada 27 April 2022.

Sebelumnya, Polandia telah berulang kali mengatakan tidak akan membayar gas Rusia dalam rubel.

Selain itu, mereka juga telah merencanakan untuk tidak memperpanjang kontrak gasnya dengan Gazprom setelah berakhir pada akhir tahun 2022.

"Pembayaran untuk gas yang dipasok mulai 1 April 2022 harus dilakukan dalam rubel menggunakan rincian pembayaran baru, yang diberitahukan kepada pihak lawan secara tepat waktu," kata Gazprom pada Rabu, 27 April 2022.

Menteri Energi Bulgaria Alexander Nikolov mengatakan, negaranya telah membayar untuk pengiriman gas Rusia untuk April. Menghentikan pasokan gas akan menjadi pelanggaran kontrak dengan Gazprom.

Dia mengatakan, Bulgaria akan mengamati sikap Komisi Eropa yang mendesak negara-negara untuk tidak membayar dalam rubel untuk gas Rusia seperti yang diminta oleh Vladimir Putin.

"Karena semua kewajiban perdagangan dan hukum dipatuhi, jelas bahwa saat ini gas alam lebih banyak digunakan sebagai senjata politik dan ekonomi dalam perang saat ini," kata Nikolov.

Bulgaria sedang bekerja dengan perusahaan gas negara untuk menemukan sumber alternatif, meskipun negara Balkan berpenduduk 6,5 juta orang itu memenuhi lebih dari 90 persen kebutuhan gasnya dari impor Rusia.

Di sisi lain, Menteri Iklim Polandia Anna Moskwa mengatakan, negaranya siap menghadapi situasi ketika Rusia memutus pasokan gas karena telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan energi Rusia.

Polandia diperkirakan akan mengakhiri pesanan gas Rusia pada tahun ini.

"Tidak akan ada kekurangan gas di rumah-rumah Polandia," kata Menteri Iklim Anna Moskwa di Twitter.

"Sejak hari pertama perang, kami telah menyatakan bahwa kami siap untuk kemerdekaan penuh dari bahan mentah Rusia," kata dia.

"Polandia memiliki cadangan gas dan sumber pasokan yang diperlukan untuk melindungi keamanan kami. Selama bertahun-tahun kami telah berhasil membuat diri kami mandiri dari Rusia," ucapnya menambahkan.

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengatakan, fasilitas penyimpanan gas sudah 76 persen penuh dan Polandia siap melepas ketergantungan gas dari Rusia.

Polandia telah menerima sembilan miliar meter kubik gas Rusia per tahun, memenuhi lebih dari setengah permintaannya.

Namun, untuk pasokan gas alternatif, termasuk koneksi pipa gas dengan Lithuania, baru akan dibuka 1 Mei 2022.

Pipa baru lainnya, mengirimkan gas dari Norwegia, akan mulai beroperasi pada bulan Oktober 2022, mencapai kapasitas penuh pada akhir tahun.

Selanjutnya, tangki penyimpanan gas bawah tanah Warsawa disebutkan telah terisi 80 persen dan, dengan mendekatnya musim panas, permintaan akan lebih rendah.*** (Rizki Laelani - Pikiran Rakyat)

Editor: Achmad Sayuti Majid

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x