Ini Alasannya Pemimpin Yakuza Jepang Ditangkap Oleh Amerika Serikat

- 9 April 2022, 19:24 WIB
Ilustrasi penjara.
Ilustrasi penjara. /Pixabay/mohamed_hassan/

SUARA HALMAHERA - Yakuza jepang adalah sebuah kelompok terorganisir di Jepang, organisasi ini diakui sebagai sebuah wadah yang sangat di takuti.

Yakuza merupakan kelompok kejahatan terbesar di Jepang yang juga mencuri perhatian dunia.

Organisasi yang menakutkan dan legendaris ini rupanya kelompok mafia yang sudah ada sejak zaman samurai atau sekitar 4 abad yang lalu.

Baca Juga: Rusia Minta Keadilan Atas Penyiksaan Tentara Nasionalnya Oleh Ukraina Yang Menjadi Tahanan Perang

Yakuza Jepang juga merupakan organisasi yang cukup besar yang ada di Jepang. Kini Salah satu pemimpin Yakuza Jepang, Takeshi Ebisawa ditangkap oleh Amerika Serikat.

Hal itu dilakukan karena dengan tuduhan rencana membeli rudal untuk membantu kelompok pemberontakan di Myanmar.

Tulisan ini disadur dari Pikiran Rakyat pada Artikel Berjudul: Dibekuk di AS, Bos Yakuza Jepang Terancam Hukuman Berat.

Baca Juga: Heboh, Konflik Rusia-Ukraina Kini Menjalar Ke Amerika Serikat dan China Yang Saling Memberi Sanksi

Jaksa Federal di Manhattan, New York mengatakan Takeshi Ebisawa dan seorang rekan konspiratornya setuju membeli rudal untuk kelompok pemberontakan di Myanmar, dikutip dari The Guardian, Jumat 8 April 2022.

Senjata-senjat itu dimaksudkan untuk melindungi pengiriman obat-obatan. Ebisawa berencana mendistribusikan heroin dan metamfetamin di Amerika Serikat.

"Narkoba itu ditujukan untuk jalan-jalan New York , dan pengiriman senjata dimaksudkan untuk faksi-faksi di negara-negara yang tidak stabil," kata Damian Williams, pengacara AS untuk distrik selatan New York.

Baca Juga: Pandangan Pengamat Politik Soal 3 Periode Jokowi, Rocky Gerung: Tokoh-tokoh Intelektual Sudah Pada Disewa

“Anggota sindikat kejahatan internasional ini tidak bisa lagi membahayakan nyawa," katanya lagi.

DEA mulai menyelidiki Ebisawa pada 2019, menurut pengaduan.

Pada Juni 2019, seorang informan DEA bayaran yang menjalani hukuman karena ganja, bertemu dengan Ebisawa di Tokyo untuk membahas peluang bisnis.

Baca Juga: Kedua Anak Putin Jadi Target Amerika Serikat, Kremlin Dmitry Peskov: Kegilaan Barat Terhadap Moskow

Selama percakapan, yang diawasi oleh agen federal, Ebisawa mengatakan kepada informan tak dikenal itu bahwa “sebuah kelompok pemberontak di Myanmar,” yang diyakini penyelidik sebagai Tentara Negara Bagian Wa Bersatu, “berperang melawan pemerintah… dan sedang mencari senjata,” itu menjelaskan.

“Ebisawa juga memberi tahu (informan) bahwa kelompok pemberontak memproduksi dan dapat memasok (informan) dengan metamfetamin dan heroin sebanyak yang dibutuhkan (informan),” kata agen DEA, dikutip dari The Daily Beast.

Ebisawa dan ketiga komplotannya terancam menghadapi hukuman maksimum penjara seumur hidup.*** (Mitha Paradilla Rayadi/Pikiran Rakyat).

Editor: Risman Lutfi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah