Tertipu Dengan Janji Manis Pemerintah Ukraina, Kini 20 Tentara Bayaran Ukraina Melarikan Diri Medan Perang

- 20 Maret 2022, 19:20 WIB
Ilustrasi Tentara bayaran Ukraina
Ilustrasi Tentara bayaran Ukraina /Mirror/Zona Priangan.com/Mirror

SUARA HALMAHERA – Konflik antara Rusia dan Ukraina sudah banyak menjadi bahan sorotan dunia internasional dan Ukraina dikabarkan telah meminta bantuan dari dunia internasional dalam menghadapi Invasi Rusia tersebut.

Salah seorang tantara bayaran yang bernama Jake Priday ikut berperang secara sukarela ikut terjun bertempur dalam konflik di Ukraina.

Jake Priday yang sempat ikut dalam terjun dalam gelanggang pertempuran membantu Ukraina secara sukarela angkat kaki dari medan perang.

Terhitung dia hanya berada selama Sembilan jam dimedan perang melawan invasi dari Rusia.

Seperti yang dikabarkan bahwa Jake Priday merasa telah “tertipu” dan kesal dengan kontrak yang diberikan kepadanya oleh pemerintah Ukraina untuk melawan dari Invasi dari Rusia.

Warga negara Inggris tersebut memutuskan untuk membantu Ukraina setelah operasi yang dilancarkan oleh Rusia sejak 24 Februari lalu.

Artikel yang sama sebelumnya pernah terbit dengan judul : 20 Tentara Bayaran dari Inggris Hanya Bertahan 9 Jam di Ukraina, Priday: Saya Merasa Tertipu

Priday yang memiliki pengalaman militer setelah menjalani enam tahun di Angkatan Darat Inggris dan berpartisipasi dalam misi di Kenya, Estonia dan Irak, menghubungi Kedutaan Besar Ukraina di Inggris dengan tujuan untuk dapat memberikan pelatihan medis dasar kepada Ukraina.

"Saya tidak tertarik menjadi pahlawan atau mati," kata Priday kepada karyawan misi diplomatik sebagaimana dikutip Pravda

Tentara bayaran itu berhasil mencapai Ukraina pada 3 Maret melalui Polandia, bersama dengan sukarelawan lainnya, beberapa dari mereka tanpa pengalaman militer.

Baca Juga: Gara-Gara Ancaman Rusia, Inggris Ketakutan dan Urungkan Rencana Menghancurkan Puluhan Tank-Tank Dari Rusia

Priday berharap para staf di pangkalan tempat mereka tinggal dapat menilai kemampuan mereka masing-masing dan memberi mereka tugas berdasarkan spesialisasi mereka.

Secara khusus, dia percaya bahwa ia akan dikirim ke kamp pengungsi untuk membantu yang terluka dan mengajar pertolongan pertama.

Namun, koordinator menjelaskan bahwa tentara bayaran akan dikirim langsung ke garis depan pertempuran setelah periode pelatihan singkat yang mencakup latihan target dan membaca peta, di antara keterampilan lainnya.

Priday memutuskan pulang ke Inggris setelah dia juga ditawari kontrak yang menetapkan bahwa para tentara bayaran akan menerima sekira USD230 (sekira Rp3,2 juta) per bulan, tetapi harus berjuang sampai akhir konflik.

Baca Juga: Haris Azhar dan Fatia Ditetapkan Sebagai Tersangka: Secara Fisik Bisa Dipenjara, Tapi Kebenaran Tidak

Menurut outlet, yang mengutip sumber anonim di Kementerian Pertahanan Ukraina, setelah kontrak disegel, tentara bayaran dipaksa untuk melayani tanpa batas waktu.

Para relawan meyakinkan majalah itu bahwa mereka tidak diberitahu tentang klausul kontrak sebelum kedatangan mereka di Ukraina.

"Bagi saya itu menyesatkan. Mereka menjual mimpi kepada Anda: Anda dapat membantu rakyat Ukraina! Tapi kemudian mereka melemparkan Anda ke tempat yang paling buruk di zona perang," kata Priday kepada publikasi tersebut sebagaimana dilansir RT.

Akhirnya, dia menolak menandatangani kontrak dan berhasil meyakinkan 20 relawan untuk mengikutinya.*** (Popi Siti Sopiah/Media Pakuan.com)

Editor: Laode Sarifin

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah