Akhirnya Israel Mengakui Kekuatan Rusia, Presiden Volodymyr Zelensky Hanya Bisa Merengek

- 19 Maret 2022, 12:35 WIB
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett /Instagram/@naftalibennett/

SUARA HALMAHERA - Israel akhirnya menyebutkan kalau Rusia jauh lebih kuat dari Ukraina.

Meski Invasi Rusia atas Ukraina masih terus berlanjut.

Kekuatan militer Ukraina tak bisa menghadapi Rusia, apalagi banyak perlengkapan militer negara Zelensky itu hancur lebur.

Baca Juga: Aktor Hollywood Arnold Schwarzenegger Ke Vladimir Putin: Ini Perang Ilegal, Penguasa di Kremlin Yang Memulai

Invasi yang dilakukan Rusia sejak 24 Februari 2022, Presiden Vladimir Putin menyebutnya sebagai operasi militer khusus.

Sebagaimana dilansir dari Lingkar Kediri, Sabtu 19 Maret 2022, Vladimir Putin telah resmi mengumumkan operasi militer dan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Artikel ini sebelumnya diterbitkan oleh Lingkar Kediri berjudul: Rusia Semakin Kuat, Israel Malah Minta Volodymyr Zelensky Menyerah dan Berhenti Merengek Minta Bantuan

Hingga pada akhirnya Ukraina membutuhkan perlengkapan militer dari negara-negara lain.

Walau demikian tidak ada negara manapun yang mengerahkan pasukan militernya ke Ukraina.

Dengan begitu hingga kini Ukraina berjuang sendiri dalam membela negaranya melawan Rusia.

Seperti diketahui bahwa Rusia memiliki militer yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan Ukraina, bahkan militer Rusia bisa dikatakan imbang dengan Amerika Serikat.

Dikutip dari Axios.com, Israel meminta Volodymyr Zelensky untuk menyerah dari pertempurannya dengan Rusia dan berhenti merengek minta bantuan militer.

Hal tersebut diungkap oleh seorang penjabat senior Ukraina yang menyampikan pernyataan dari Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett.

Yang mana dikatakan oleh Naftali Bennett, Volodymyr Zelensky harus menerima proposal Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk mengakhiri perang.

Namun seorang penjabat di Kantor Perdana Menteri Israel membantah klaim tersebut.

Naftail Bennett telah hadir sebagai mediator kunci antara Putin dan Zelensky dalam dua minggu terakhir.

Israel menyampikan bahwa dalam hal ini perlu diterapkan rasa netral dalam mediasi, namun penjabat Ukraina mengatakan kepada Axios.com bahwa Bennett harus mengajukan proposal dan melakukan hal lebih dari penengah kedua belah pihak.

Namun sayangnya saran dari Naftali Bennett tersebut tidak disukai oleh Volodymyr Zelensky dan juga para penasihatnya.

“Bennett pada dasarnya menyuruh kami untuk menyerah dan kami tidak berniat melakukan itu,” kata Penjabat senior Ukraina.

Namun seorang penjabat senior di Kantor Perdana Menteri Israel menyampikan bahwa rincian panggilan yang disampikan ooleh penjabat Ukraina tersebut tidak sesuai.

Penjabat Israel justru menyampaikan bahwa Bennett tidak menyaranka agar Volodymyr Zelensky menerima tawaran seperti yang telah disebutkan.

Pemerintah Israel mengeklaim bahwa mereka perlu mempertahankan pendekatan yang hati-hati terhadap perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.

Israel meminta kepada Ukraina untuk berhenti meminta bantuan militer atau dukungan politik dari Israel.

Hal tersebut lantaran dapat merenggangkan upaya mediasi yang menuntut netralitas.

Kunjungi situs resmi kami secara langsung di lingkarkediri.pikiran-rakyat.com untuk mendapatkan informasi menarik dan terbaru lainnya.***(Donna Lia Suhervina - Lingkar Kediri)

Editor: Firmansyah Usman

Sumber: Lingkar Kediri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah