Respon Wali Kota Kharkiv, Igor Terekhov; Ini Adalah Contoh Murni Dari Genosida Bangsa Ukraina

- 5 Maret 2022, 13:06 WIB
Warga sipil di Kota Kharkiv, Ukraina memanfaatkan ruang bawah tanah sebagai tempat perlindungan pada Senin (28/2/2022). Jaringan listrik mati, serta koneksi internet tidak stabil, dan fasilitas sekolah ditutup. (ANTARA/HO-Volodymyr Yuriyovych Yurchenko)
Warga sipil di Kota Kharkiv, Ukraina memanfaatkan ruang bawah tanah sebagai tempat perlindungan pada Senin (28/2/2022). Jaringan listrik mati, serta koneksi internet tidak stabil, dan fasilitas sekolah ditutup. (ANTARA/HO-Volodymyr Yuriyovych Yurchenko) /

Tidak hanya itu, Al Jazeera melaporkan bahwa terdapat seorang Wanita yang mengatakan bahwa keluarganya dibiarkan melarikan diri oleh tentara Rusia. Namun tentara itu justru menembak lengan suaminya.

“Mengapa mereka memberi tahu kami bahwa semuanya akan baik-baik saja? Mengapa tidak ada evakuasi?" ujarnya tertekan.

Charles Stratford, reporter Al Jazeera yang melapor dari Yakovlivka, mengatakan bahwa setidaknya ada 3 warga sipil yang meninggal dari desa itu.

“Setidaknya tiga orang tewas dalam penembakan berat Rusia di desa ini tadi malam, sejumlah lainnya terluka. Kami memahami masih ada orang-orang di desa, tetapi kami baru saja mendengar tembakan di kejauhan dan juga tembakan senapan mesin di hutan dalam perjalanan,” tuturnya.

Sebelumnya, Pemerintah Ukraina menduga ada penyerangan secara sembarangan terhadap warga sipil yang terjadi di wilayah pemukiman sekitar kota Kharkiv.

Dikutip dari The Washington Post, Wali Kota Kharkiv, Igor Terekhov, mengungkapkan bahwa tindakan yang dilakukan Rusia adalah Genosida.

"Mereka menghancurkan seluruh distrik, tempat banyak orang tinggal. Mereka hanya ingin menghancurkan dan menghancurkan kota. Ini adalah contoh murni dari genosida, genosida bangsa Ukraina,” ujarnya.

Atas kejadian itu, PBB tengah mendalami kejadian yang diduga merupakan sebuah kejahatan perang.

Dilaporkan, terdapat banyak mobil yang mengantre untuk meninggalkan Kharkiv menuju ke arah selatan. Salah seorang warga bernama Olena mengatakan bahwa dirinya sudah mencoba selama 5 hari untuk meninggalkan kota itu, namun gagal karena banyaknya tembakan.

“Kami meninggalkan segalanya di belakang kami. Kami telah mencoba selama lima hari untuk keluar tetapi tidak bisa keluar karena penembakan. Ini ‘hanya neraka’. Kami akan pergi ke Dnipro dan setelah itu, kami tidak tahu,” ucapnya.

Halaman:

Editor: Risman Lutfi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah