SUARA HALMAHERA- Rezim militer merupakan ancaman bagi demokrasi.
Demikian yang terjadi di Myanmar setelah melakukan kudeta terhadap pemerintahan sipil.
Penangkapan dan pembungkaman ruang demokrasi terhadap kelompok-kelompok pro demokrasi.
Sebuah lembaga yang mengadvokasi terkait dengan tahanan politik mencatat sudah 8.000 orang yang di penjarakan oleh diktator militer di Myanmar, selain itu 1.100 orang telah meninggal dunia.
Baca Juga: Nasib Pekerja Masjid Raya Sofifi : STQN Penutupan, Satu Menara Masjid Raya Belum Jadi
Janji untuk membebaskan para tahanan politik hanyalah kamuflase dari rezim militeristik Manyanmar.
Kebebasan para tahanan politik bisa dilakukan asalkan mereka harus mendukung rezim militer yang berkuasa.
Baca Juga: Info Jadwal TV di NET TV hari ini Jumat 22 Oktober 2021, Saksikan Tayang Menarik 'Kurulus Osman'
Lembaga advokasi tahanan politik AAPP,menyampaikan bahwa ada 110 orang dibebaskan.