Mengenal Secara Singkat G20 (part 2); Peran dan Manfaatnya Untuk Indonesia.

14 November 2022, 14:37 WIB
Menjelang KTT G20 Presiden Jokowi bertemu Presiden AS Joe Biden. / ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Akbar Nugroho Gumay

Suara Halmahera - Pada tahun 2020 di Riyadh, Indonesia terpilih sebagai presidensi bagi acara bergengsi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 ke 17.

Serah terima tuan rumah tersebut turut diresmikan pada KTT G20 ke 16, yang berlangsung pada 30-31 Oktober 2021, di Ibu Kota Italia, Roma. 

 

Namun, sejauh ini, masih banyak masyarakat yang kurang mengetahui peranan dan manfaat dari acara tahunan pertemuan para petinggi antar negara tersebut.

Baca Juga: Mengenal Secara Singkat G20 (part 1); Sejarah, Tujuan, dan Anggotanya

Selain itu, apa manfaat secara khusus bagi Indonesia yang didapuk sebagai tuan rumah Konferensi ini? Simak selengkapnya penjelasan berikut ini.

Sejak didirikan pada 199 atas inisiasi anggota G7. G20 telah menunjukkan perannya terhadap beberapa isu global antara lain adalah penanganan krisis keuangan global 2008.

Forum ini dianggap telah membantu dunia kembali ke jalur pertumbuhan dan mendorong reformasi di bidang finansial.

Baca Juga: Tak Cuma Yamaha Fazzio: 3 Pilihan Skutik Retro Yamaha untuk Mahasiswa Bisa Jadi Pilihan

Kemudian menerapkan kebijakan pajak, G20 telah memacu OECD untuk mendorong pertukaran informasi terkait pajak untuk mengakhiri penghindaran pajak.

Lalu pada saat masa pandemi Covid-19, G20 telah berkontribusi menanganinya dengan penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah.

Tidak hanya itu, G20 juga berperan dalam isu internasional seperti perdagangan, iklim, dan pembangunan.

Baca Juga: KECEWA Mau Beli Honda Scoopy Tapi Slow Respon, Pembeli Beralih Ke Brand Sebelah

Pada 2016, diterapkan prinsip-prinsip kolektif terkait investasi internasional. G20 juga mendukung gerakan politis yang kemudian berujung pada Paris Agreement on Climate Change di 2015, dan The 2030 Agenda for Sustainable Development.

Adapun manfaat bagi Indonesia sebagai anggota maupun tuan rumah acara ini sebagai berikut:

1. Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.

Baca Juga: Akun Medsos B20 Pastikan Aktris Cantik Anne Hathaway Akan Hadir di Bali 13-14 November 2022

2. Merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.

3. Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi (+ 20 tahun sekali) dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.

4. Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.

5. Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20.

6. Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan (showcasing) berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia, dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

7. Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.

Sebagai pemegang mandat presidensi G20 2022, Indonesia mengusung tema yaitu “Recover Together, Recover Stronger”.

Tema tersebut memiliki tujuan untuk mengajak seluruh bangsa di dunia agar saling mendukung untuk bangkit dari pandemi Covid-19 dan ancaman krisis ekonomi di masa mendatang.***

Editor: Mohamad Rizky Djaba

Sumber: Bank Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler