SUARA HALMAHERA - Invasi yang oleh Rusia terhadap Ukraina sudah memasuki hari ke 22 dan kerusakan yang terjadi di Ukraina sudah tidak terhitung jumlahnya.
Tentara Rusia sebelumnya dikabarkan telah melakukan pengeboman pada teater di Mariupol Ukraina.
Kabarnya teater Mariupol tersebut berisi sejumlah warga sipi yang sedang bersembunyi akibat perperangan yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Akhirnya Israel Mengakui Kekuatan Rusia, Presiden Volodymyr Zelensky Hanya Bisa Merengek
Namun belum muncul pengakuan yang mengejutkan dari salah satu korban yang selamat dari pengeboman tersebut yang merupakan warga Ukraina sendiri.
Pengakuan dari warga Ukraina tersebut yang kini sedang mengungsi mengungkapkan bahwa bukan tentara dari Rusia yang melakukan pengeboman di teater Mariupol Ukraina.
Pengeboman tersebut dilakukan kelompok milisi Nasional Ukraina sayap kanan sendiri terhadap teater tersebut.
Baca Juga: Tentara Ukraina Frustasi, Tank Rusia Terlalu Kuat Tahan Banting Butuh 5 Roket untuk Dihancurkan
Pengakuan dari salah satu korban tersebut sejalan dengan pernyataan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia dalam beberapa waktu lalu.
Kemenhan Rusia mengungkapkan bahwa mereka tidak pernah melakukan pengeboman terhadap teater yang jadi tempat persembunyian dan perlindungan warga sipil.
Munculnya pengakuan dari salah satu warga Ukraina tersebut yang saat ini sedang mengungsi sontak membuat banyak pihak kaget terhadap informasi yang disebarkan tentang perbuatan militer Rusia selama ini.
Baca Juga: Tamat Sudah Ukraina, 40.000 Militan Suriah Siap Bantu Rusia untuk Terjun Hancurkan Pasukan Zelensky
Pasalnya tentara Rusia dituduh melakukan pengeboman terhadap warga sipil Ukraina yang sedang bersembunyi dibalik teater di kota Mariupol tersebut.
Kabar tersebut seolah menjadi petanda bahwa adanya penggiringan informasi mengenai kejahatan perang dan Rusia selalu yang dituduh melakukan pelanggaran terhadap kaidah dalam berperang.
Rusia sendiri sebelumnya dikabarkan telah membuka jalur evakuasi buat para warga sipil Ukraina.
Para warga sipil tersebut diarahkan melakukan pengungsian di negara-negara sekitar untuk menghindari akibat dari perang yang sedang berlangsung.
Kini Ukraina mendapatkan banyak sorotan dunia internasional menyusul beberapa kali tindakannya terhadap tawanan dan terbukanya pengakuan dari salah satu korban***