Pablo Escobar Pimpinan Kartel Narkoba dan Pembela Kaum Miskin!

2 Desember 2021, 08:00 WIB
Pablo Escobar /stuff.co.nz

SUARA HALMAHERA - Pablo Escobar ialah sosok yang dikenal sebagai pimpinan kartel narkoba, sekaligus aktif dalam gerakan sosial membela kaum miskin.

Ia ditakuti oleh Amerika Serikat dan Pemerintahan Kolombia bukan hanya karea ia kartel, tapi karena keterlibatannya dalam gerakan politik membela kaum miskin.

Kematiannya sampai saat ini masih membuat ia menjadi abadi, 2 Desember 1993 ia tertembak oleh peluruh panas.

Baca Juga: Film Fiksi Tentang Peri Yang Wajib Ditonton!

Pemberantasan kokain yang dilakukan oleh Presiden Chile Agusto Pinhocet dalam memberantas kokain pada 1973, Amerika Serikat juga melakukan monopoli besar-besaran. Dilansir Suarahalmahera.com dari Pikiran-rakyat.com 2 Desember 2021 pada artikel: 2 Desember dalam Sejarah: Raja Narkoba Pablo Escobar Ditembak Mati 28 Tahun Lalu.

Di tengah situasi itu, Pablo Escobar kemudian mengambil kesempatan.

Dukungan fasilitas produksi dari para gembong Chili dan melimpahnya bahan dasar daun koka di hutan-hutan Kolombia membuat kartel Medellín secepat kilat menjadi pemasok kokain paling besar bagi AS.

Sebelum didistribusikan sesuai pesanan, pengiriman kokain ke AS diselundupkan melalui Miami, Florida. Belum lagi di luar AS, permintaan kokain juga sangat tinggi.

Baca Juga: Film Dendam Harus dibayar Tuntas Hari Ini 2 Desember 2021 Tayang di Bioskop!

Jaringan distribusi ini pun sangat tinggi, hingga di puncak kejayaannya kartel Medellín dikabarkan menjadi pemasok 80 persen kokain yang beredar di seluruh dunia.

Kemudian pada Maret 1982, Pablo Escobar mengajukan diri menjadi anggota parlemen Kolombia dan terpilih pada 14 Maret 1982.

Sebagai bagian dari Liberal Alternative Movement, tanggung jawabnya adalah membangun fasilitas yang dibutuhkan masyarakat seperti rumah ibadah, klinik, fasilitas olahraga, dan infrastruktur bagi permukiman penduduk.

Pekerjaan barunya itu membuat Pablo Escobar menjadi dekat dengan masyarakat miskin yang secara langsung merasakan manfaatnya.

Akan tetapi, bagi pemerintah Kolombia dan AS, Escobar tetaplah gembong kokain yang harus ditangkap.

Baca Juga: Gratis Diamond, Klaim Puluhan Kode Redeem FF Max Terbaru 2 Desember 2021

 

Terpilihnya Pablo Escobar menjadi anggota parlemen karena dukungan dari kelompok komunis Kolombia yang menganggapnya sebagai pembela kaum miskin. Konon, sebelum bertugas di parlemen pun ia memang dermawan dan kerap membagi-bagikan uang tunai kepada masyarakat.

Sementara di sisi lain, permintaan kokain dari Amerika Serikat terus meningkat.

Pablo Escobar yang beberapa kali gagal menyogok para petugas akhirnya semakin banyak melakukan pembunuhan dan penculikan terhadap para penegak hukum.

Dia juga menyiapkan fasilitas pengiriman kokain yang lebih solid serta berusaha membuka rute-rute baru ke AS.

Saking seriusnya, Pablo Escobar bersama Carlos Lehder yang juga sesama pendiri kartel bekerja keras membuka titik distribusi baru di Norman’s Cay, Kepulauan Bahama, sekitar 350 kilometer dari pantai Florida.

Baca Juga: Buruan Klaim Kode Redeem FF Max Terbaru Rabu 1 Desember 2021

Wilayah ini kemudian berkembang menjadi fasilitas gudang penyimpanan besar hasil produksi kokain, sekaligus titik transit dalam proses distribusi.

Tidak lama kemudian, majalah Forbes memasukkan nama Pablo Escobar dalam daftar orang terkaya di dunia, dan sejak saat itu namanya selalu muncul di daftar yang sama selama 7 tahun berturut-turut.

Sebagai upaya untuk mencuci uang, Pablo Escobar makin rajin membagi-bagi uang ke masyarakat miskin di Medellín hingga mendapat julukan 'Robin Hood'.

 

Akan tetapi, kokain selundupan yang terus masuk ke Miami dan melibatkan transaksi berjuta-juta dolar membuat pemerintah AS mulai serius mengincar Escobar.

Pada saat itu pun kasus kriminal, termasuk pembunuhan, meningkat drastis di Miami.

Hal itu membuat Administrasi Penegakan Narkoba (DEA) turun langsung menyelidiki operasi kartel Medellín di Miami dan di Kolombia.

Tidak hanya DEA, presiden AS Ronald Reagan bahkan menugaskan George Bush selaku wakilnya untuk membentuk satuan khusus anti narkotika.

Baca Juga: 499 Diamond Dari Kode Redeem FF Max 1 Desember 2021, Kalim Sekarang Sebelum Habis

Satuan khusus itu terdiri dari anggota DEA, biro investigasi (FBI), biro khusus penertiban tembakau, alkohol, dan senjata api (ATF), serta tentara dan agen-agen federal lainnya.

Mereka dikerahkan untuk membantu memecahkan masalah tersebut sampai ke akarnya.

Pablo Escobar pun menganggap pembentukan satuan khusus ini adalah pernyataan perang pemerintah AS terhadapnya.

Sementara itu di dalam negeri ada Menteri Kehakiman Rodrigo lara Bonilla yang terang-terangan mengungkap segala aksi kriminal Pablo Escobar di depan publik.

 

Aksinya pun langsung meruntuhkan reputasi Pablo Escobar di parlemen yang kemudian bergerak cepat dengan mengusirnya.

Rodrigo lara Bonilla juga turun langsung menangkap para gembong narkotika kecil-kecilan sambil mengincar Pablo Escobar.

Akibat aksinya, Rodrigo lara Bonilla dibredel senapan mesin ketika berada di dalam mobilnya dalam perjalanan pulang ke rumah pada 30 April 1984.

Terbunuhnya Rodrigo lara Bonilla kemudian menandai perang terbuka Pablo Escobar dengan siapa saja yang berani menentangnya.

Setelah Menteri Kehakiman Chili, banyak jurnalis, politikus, dan sejumlah orang lainnya yang menentang atau sekadar menyuarakan perlawanan terhadap narkotika juga ditemukan tewas.

Baca Juga: Jadwal TV Trans TV Hari Ini Rabu 1 Desember 2021

Aksi brutal Pablo Escobar membuat pemerintah Kolombia mengizinkan banyak anggota DEA untuk melakukan penyelidikan di negaranya. Namun, DEA langsung menemui kesulitan.

Tidak banyak polisi yang bisa dipercaya karena selama beberapa dekade banyak sekali polisi menerima uang setoran dari Pablo Escobar dan kartelnya.

Sejak perjanjian ekstradisi ditandatangani pada 1982, setiap orang Kolombia yang terbukti melakukan tindakan kriminal yang melanggar hukum AS bisa ditangkap dan diproses secara hukum di AS.

 

Pablo Escobar pun tentunya berupaya menghindari proses tersebut dengan berbagai cara.

Selain membangun situasi penuh teror untuk menekan pemerintah Kolombia, dia juga semakin banyak menghabisi para pejabat yang menolak disuap.

Bahkan pada 1987, anak buah Pablo Escobar telah meledakkan sekitar 3.000 mobil dengan menggunakan bom hingga mengakibatkan 22 ribu orang tewas.

Melihat situasi tersebut, Mahkamah Agung Kolombia tidak berdaya dan akhirnya mencabut perjanjian ekstradisi dengan AS.

Pada titik ini, satu-satunya otoritas hukum yang menjadi lawan berat Pablo Escobar adalah pemimpin Departamento Administrativo de Seguridad (DAS)--biro investigasi federal milik Kolombia, Jenderal Maza Márquez.

Sosok tersebut dibenci Pablo Escobar, terbukti dari berulang kali raja narkoba itu mencoba membunuh sang Jenderal.

Baca Juga: Garena Berikan Kode Redeem FF Max 1 Desember Sebagai Hadiah Awal Bulan Miliki Segera

Puncaknya pun terjadi pada 1989, ketika sebuah bom diledakkan tepat di depan kantor DAS.

Meski Jenderal Maza Márquez selamat, tetapi tidak kurang dari 100 orang tewas akibat ledakan tersebut.

 

Ketika George Bush dilantik menjadi Presiden AS, komitmen memerangi Pablo Escobar akhirnya mendapat dukungan dana dan sumber daya yang lebih baik.

Di Kolombia, calon presiden Luis Carlos Galán yang populer difavoritkan menjadi pemenang dalam pemilu 1990.

Dia adalah masalah besar bagi Pablo Escobar karena misi utamanya memberantas perdagangan narkotika.

Dalam kampanyenya, Luis Carlos Galán bahkan berani menjanjikan untuk mengembalikan perjanjian ekstradisi jika menjadi presiden.

Akan tetapi dalam sebuah kampanye publik pada 18 Agustus 1989, calon presiden Kolombia tersebut ditembak mati.

Kematiannya tersebut menjadi momentum bagi Presiden Kolombia Virgilio Barco Vargas untuk menyatakan perang dengan komplotan Pablo Escobar, dan secara terbuka meminta bantuan AS beberapa jam setelah insiden penembakan.

Akhirnya pada pertengahan 1991, parlemen Kolombia mengadakan pemungutan suara mengenai ekstradisi dengan AS.

Hasilnya pun ternyata di luar dugaan, karena ekstradisi tidak akan diberlakukan kembali. Namun, DEA tetap mengincar Pablo Escobar.

 

Kemudian setelah cukup lama kerepotan menjalankan bisnis dalam pelarian, Pablo Escobar akhirnya menyerahkan diri.

Hari itu juga dia dijebloskan ke penjara super mewah yang dibangun sesuai dengan spesifikasi khususnya 'La Catedral' untuk menjalani hukuman selama 5 tahun.

Baca Juga: Silahkan Nonton Film-film dengan Rating Tertinggi!

Tempat itu sama sekali tidak seperti penjara pada umumnya, dan penyerahan diri adalah trik Pablo Escobar untuk menghindari proses pengadilan di AS.

Menyadari kejanggalan dan banyaknya laporan dari berbagai pihak mengenai aktivitas kartel di La Catedral, pemerintah Kolombia memutuskan mengirim pasukan khusus untuk menjemput Pablo Escobar dan akan dipindahkan ke penjara biasa.

Akan tetapi pada 22 Juli 1992, Pablo Escobar berhasil melarikan diri dari sergapan pasukan pemerintah.

Enam belas bulan kemudian, keberadaannya pun terdeteksi di sebuah rumah sederhana di Medellín.

Setelah sempat terjadi baku tembak dengan petugas, sebuah peluru menembus kepalanya dan Pablo Escobar tewas di tempat 28 tahun lalu, yakni pada 2 Desember 1993.***(Eka Alisa Putri/Pikiran Rakyat)

Editor: Ali Akbar Muhammad

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler